Senin 18 Nov 2019 07:46 WIB

Di Bawah Target, Valuasi Aramco Hanya 1,7 Triliun Dolar AS

Angka valuasi Aramco menempatkannya sebagai IPO terbesar di dunia.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Petugas berjalan di depan kantor Saudi Aramco di Jiddah, Arab Saudi, Ahas (3/11). Perusahaan minyak milik pemerintah Arab Saudi. Aramco akan melepas sebagian saham ke publik dan disebut-sebut sebagai IPO terbesar di dunia.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Petugas berjalan di depan kantor Saudi Aramco di Jiddah, Arab Saudi, Ahas (3/11). Perusahaan minyak milik pemerintah Arab Saudi. Aramco akan melepas sebagian saham ke publik dan disebut-sebut sebagai IPO terbesar di dunia.

EKBIS.CO, DUBAI – Perusahaan migas raksasa Saudi Aramco berencana melakukan Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat. Dilansir Reuters, Ahad (17/11), valuasinya mencapai 1,7 triliun dolar AS.

Meski valuasi ini di bawah target yang ditetapkan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) sebesar 2 triliun dolar AS, angka tersebut masih menempatkan Saudi Aramco sebagai IPO terbesar di dunia.

Baca Juga

Aramco tidak dapat menjual sahamnya secara langsung kepada investor di Amerika Serikat dan pasar lain. Sebab, IPO akan dibatasi untuk investor Saudi dan lembaga asing yang diizinkan untuk berinvestasi di pasar saham Saudi.

Aramco berencana menjual 1,5 persen saham perusahaan kepada publik atau sekitar 3 miliar lembar saham pada kisaran harga indikatif 30 riyal hingga 32 riyal per lembar. Artinya, Aramco membidik sekitar 96 miliar riyal atau 25,6 miliar dolar AS dengan nilai pasar potensial antara 1,6 triliun dolar AS hingga 1,7 triliun dolar AS.

Angka tersebut dapat mengalahkan debut perusahaan e-commerce rakasasa asal Cina, Alibaba. Pada 2014, Alibaba mencatat IPO dengan nilai 25 miliar dolar AS di New York.

Aramco memulai proses IPO pada 3 November setelah sempat melalui serangkaian proses awal yang salah. Pangeran MBS yang melontarkan gagasan tersebut pada hampir empat tahun lalu sebagai bagian dari upaya mengumpulkan miliar dolar AS untuk berinvestasi di industri non-minyak. Upaya ini sekaligus akan menciptakan lapangan kerja dan mendiversifikasi produk ekspor.

Dalam prospektus aslinya yang diterbitkan pada 9 November, Aramco mengatakan bahwa IPO domestik akan dilakukan kepada investor institusional di luar AS menurut Peraturan Undang-Undang Sekuritas Amerika Serikat tahun 1933. Selain itu, ke investor institusional di dalam Amerika Serikat di bawah Peraturan 144A mengenai Undang-Undang Keamanan AS.

Tapi, pada Ahad (17/11), tambahan catatan dalam prospektus IPO Aramco mengatakan bahwa perusahaan telah menghilangkan referensi tersebut. Tiga narasumber Reuters yang mengetahui permasalahan memastikan, tidak akan ada roadshow internasional untuk memasarkan saham perusahaan.

Aramco merupakan perusahaan paling menguntungkan di dunia dengan dividen terencana 75 miliar dolar AS pada tahun depan. Nilai itu lima kali lebih besar dari pembayaran oleh Apple, yang terbesar dari perusahaan S&P 500 lainnya.

Namun, bukan berarti IPO Aramco bebas hambatan. Penjualan saham akan menghadapi tantangan dengan proyeksi permintaan global yang melambat pada 2025. Penyebabnya, banyak langkah dari berbagai negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatnya kendaraan listrik.

Di sisi lain, ada juga risiko politik dari pemerintahan Saudi. Diproyeksikan, pemerintahan setempat yang mengandalkan Aramco untuk sebagian besar sumber pembiayaannya akan terus berupaya mengendalikan perusahaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement