EKBIS.CO, TOKYO -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Yasutoshi Nishimura, Menteri Negara Urusan Ekonomi dan Fiskal Jepang, di sela kunjungan kerjanya ke Tokyo. Keduanya membahas peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi.
Pada pertemuan ini, Erick menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Jepang yang telah menunjukkan komitmennya dalam mendorong investasi di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur. Seperti diketahui, Jepang secara konsisten berinvestasi di proyek-proyek strategis di Indonesia seperti pembangkit listrik, jalan tol, MRT, perumahan, dan lain sebagainya.
Selain kerja sama dalam hal infrastruktur, kedua negara juga memiliki peluang kerja sama di bidang lain. Menurut Erick, ini momentum yang baik dalam meningkatkan kerja sama dalam hal teknologi dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia (SDM).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Yasutoshi Nishimura, Menteri Negara Urusan Ekonomi dan Fiskal Jepang, di sela kunjungan kerjanya ke Tokyo.
"Di sisi lain, Jepang juga perlu bantuan Indonesia untuk menyediakan tenaga kerja terampil. Kita perlu saling melengkapi, saling bersinergi terutama untuk tenaga kerja. Kerjasama ini tentunya sesuai dengan visi Presiden yaitu meningkatkan kapabilitas SDM kita," katanya.
Peningkatan SDM dapat dilakukan di berbagai bidang termasuk bidang agrikultur dan kesehatan masyarakat. Agrikultur berkaitan dengan ketahanan pangan. Jepang adalah negara dan teknologi agrikultur yang luar biasa. Indonesia harus belajar banyak dari Jepang untuk bisa meningkatkan kapasitas agrikultur, di sisi lain, Jepang membutuhkan tenaga petani.
Demikian juga di bidang kesehatan. Jepang bisa membantu Indonesia untuk dapat memperbarui rumah sakit. Pada saat yang sama, Jepang perlu tenaga perawat yang dapat disuplai dari Indonesia.
"Saya mengusulkan untuk melaksanakan pertemuan berkala setidaknya 6 bulan sekali agar dapat mengevaluasi, menindaklanjuti dan mengakselerasi semua kerjasama yang akan dilaksanakan, kendala semua pembicaraan menjadi lebih konkrit," ujar Erick.