EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan penyedia jasa keuangan PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier) memperkirakan penerbitan reksa dana yang diperdagangan di bursa atau Exchange Traded Fund (ETF) mengalami pertumbuhan cukup signifikan pada tahun depan. Hal ini dipengaruhi tingginya kesadaran investor terutama investor institusional yang memilih portofolio lebih transparan dalam transaksinya.
Direktur Utama IndoPremier Sekuritas Moleonoto The mengatakan pada tahun ini sudah semakin banyak partisipan yang menerbitkan produk reksa dana, sehingga produk yang ditawarkan juga makin banyak.
“Sesuai dengan era perkembangan industri revolusi 4.0 seluruh industri dituntut untuk dapat terus bertransformasi dan berinovasi dalam pengembangan bisnis, tidak terkecuali pasar modal Indonesia,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/11).
Menurutnya produk reksa dana ini menjadi portofolio yang paling cocok bagi investor institusi lantaran produk ETF lebih transparan dalam tata kelolanya. Tercatat saat ini Indo Premier menguasai 97 persen dari pangsa pasar sebagai dealer partisipan ETF di Indonesia.
“Dari total dana kelolaan (AUM) ETF secara industri yang mencapai Rp 15 triliun hingga 14 November dan ETF Indo Premier sudah mencapai Rp 10 triliun,” ucapnya.
Sementara Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi menambahkan ETF merupakan salah satu produk investasi yang banyak diminati oleh investor retail dan institusional karena return yang ditawarkan dan keunggulan lainntya sebagai alat investasi yang efisien dan praktis.
Di kawasan ASEAN, saat ini Indonesia menempati posisi pertama dari sisi jumlah produk ETF berbasis local index sedangkan dari sisi total jumlah produk ETF, Indonesia menempati posisi kedua setelah Singapura yang memiliki 51 ETF.
"Semakin banyaknya pelaku pasar yang masuk ke pasar ETF juga mencerminkan keyakinan pasar akan potensi pertumbuhan produk ETF sebagai salah satu alternatif produk investasi bagi investor di pasar modal Indonesia baik kalangan ritel maupun institusi," ucapnya.
Ke depan, BEI berupaya mendorong pendalaman pasar ETF dengan mereview dan merumuskan berbagai kebijakan terkait ETF dengan melibatkan OJK, manajer investasi, Dealer Partisipan dan pihak terkait lainnya.
“Kami optimis dengan kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, produk ETF dapat lebih berkembang di pasar modal Indonesia pada masa mendatang,” ucapnya.
Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto mengatakan industri pengelolaan investasi memang terus menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir total dana kelolaan industri pengelolaan investasi, meningkat hampir dua kali lipat atau 96,6 persen dari Rp 414 triliun pada awal 2015 menjadi Rp 814 triliun per 14 November 2019.
Sebagian besar kenaikan tersebut disebabkan oleh produk reksa dana, dana kelolaan reksa dana telah tumbuh lebih dari dua kali lipat, yaitu dari Rp 242 triliun pada awal 2015 menjadi Rp 551 triliun per 14 November 2019. Begitu juga dengan jumlah produk reksa dana yang telah bertambah sebanyak 1.270 produk dari 895 pada awal 2015 menjadi 2.165 per 14 November 2019.
"Sejalan dengan pertumbuhan reksa dana, produk ETF bertumbuh cukup signifikan dalam kurun waktu yang sama. Dana kelolaan ETF meningkat lebih dari 4 kali lipat, dari hanya Rp 2,6 triliun pada awal 2015 menjadi Rp 15 Triliun per 14 November 2019," jelasnya.
Adapun jumlah produk ETF pun telah bertambah sebanyak 26 produk, dari hanya tujuh produk pada awal 2015 menjadi 33 produk per 14 November 2019. Variasi produk ETF pun semakin beragam dimana produk ETF tidak hanya dikelola secara pasif dengan mengikuti indeks tetapi juga dikelola secara aktif sesuai dengan strategi masing-masing manajer investasi.
“Hal ini sejalan dengan salah satu misi OJK dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi produk keuangan terutama produk ETF," ucapnya.