EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Uni-Charm Indonesia akan segera menjadi perusahaan terbuka melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui aksi korporasi ini, perusahaan menargetkan dapat menghimpun dana hingga Rp 1,2 triliun.
Jumlah saham yang akan ditawarkan pun sebanyak-banyaknya 831,31 milliar lembar saham. "Range harga di kisaran Rp 1.400 - Rp 1.800, kurang lebih dana yang bisa terkumpul sekitar Rp 1,2 triliun," ujar Associate Director Sinarmas Sekuritas Datin Rashidah Mahadi, di Jakarta, Senin (25/11).
Demi menghimpun dana sebanyak itu, Datin mengatakan, perusahaan tidak hanya akan menggarap investor dalam negeri tetapi juga investor asing. Untuk keperluan itu, perusahaan pun menggandeng Nomura Securities Singapore (Nomura).
Dalam proses penjaringan nanti, Datin menjelaskan, Sinarmas Sekuritas akan fokus menggarap investor domestik. Sedangkan Nomura khusus menjaring investor luar negeri di wilayah Asia diantaranya Hong Kong, Singapura dan Jepang.
"Ya kurang lebih pembagiannya dengan kita (Sinarmas Sekuritas) beda-beda tipis 50:50," kata Datin.
Terkait rencana IPO, perusahaan menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat diperoleh pada 11 Desember mendatang dan masa penawaran umum akan dilangsungkan pada 12-13 Desember. Pencatatan saham di BEI direncanakan pada 20 Desember.
President Director PT Uni- Charm Indonesia, Yuji Ishii, mengaku optimistis sahamnya akan diminati oleh investor. Pasalnya, pangsa pasar produknya cukup besar di Indonesia. Untuk produk utamanya yaitu popok bayi, pangsa pasarnya mencapai 42,1 persen sedangkab produk pembalut wanita mencapai 42 persen.
"Dengan IPO ini, tahun depan minimal kami bisa mengikuti marketshare growth dikisaran 10 persen ke atas dibandingkan tahun ini," kata Yuji.
PT Uni-Charm Indonesia merencanakan menggunakan dana yang diperoleh dari IPO untuk berbagai keperluan. Sekitar 64,6 persen digunakan untuk kebutuhan belanja modal, sekitar 20,6 persen untuk pembayaran utang, dan sisanya sekitar 14,8 persen ( empat belas koma delapan persen) akan digunakan untuk modal kerja.