EKBIS.CO, JAKARTA -- Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mencatatkan volume penjaminan kredit sebesar Rp 177,99 triliun pada Oktober 2019. Angka ini meningkat 19,19 persen dari realisasi September 2018 sebesar Rp 148,5 triliun.
Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto mengatakan volume penjaminan tersebut mencakup penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 52,88 triliun dan penjaminan non KUR sebesar Rp 125 triliun. “Realisasi volume penjaminan pada Oktober 2019 telah mencapai 97,6 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2019,” ujarnya kepada Republika di Jakarta, Rabu (27/11).
Kenaikan volume penjaminan dibarengi pertumbuhan jumlah aset. Pada kuartal III 2019, Jamkrindo mempunyai total aset sebesar Rp 17,43 triliun atau meningkat 7,3 persen dari aset 31 Desember 2018. Sedangkan ekuitas mencapai Rp 11,82 triliun.
Perusahaan penjaminan pelat merah ini mengantongi laba bersih Rp 595,05 miliar atau 83,34 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019. Jamkrindo menargetkan volume penjaminan kredit sebesar Rp 182,36 triliun pada akhir 2019.
Randi menjelaskan pihaknya telah mempersiapkan berbagai strategi untuk mencapai target, misalnya memperluas pasar penjaminan melalui kerja sama dengan perbankan, lembaga keuangan serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kami juga akan mempercepat layanan dengan memperkuat proses bisnis termasuk meningkatkan layanan teknologi informasi serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia secara berkelanjutan,” ucapnya.
Tak hanya itu, Jamkrindo berupaya menaik kelaskan mitra UMKM dengan menyelenggarakan UMKM Appreciation Awards dan Festival UMKM yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada UMKM.
”Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat pengembangan UMKM dan meningkatkan awareness masyarakat terutama UMKM terhadap peran Jamkrindo,” ucapnya.
Per 31 Desember 2019, Perum Jamkrindo menjamin 6,4 juta debitur terjamin UMKM. Pada penyelenggaraan UMKM Appreciation Awards, 68 UMKM terjamin menjadi nominee, yang terdiri dari 37 usaha mikro, 18 usaha kecil, dan 13 usaha menengah.