Jumat 29 Nov 2019 06:36 WIB

KUR Rendah Dorong Pelaku UMKM Bisa Bersaing ke Pasar Global

Saat ini KUR di Indonesia masih cukup rendah sebesar enam persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
 Petugas sedang berbincang dengan debitur di kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) salah satu bank milik pemerintah. ilustrasi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang berbincang dengan debitur di kantor penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) salah satu bank milik pemerintah. ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA-- Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 90 persen pelaku usaha di Indonesia masuk dalam kategori sektor UMKM.

Pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha, Mikro Kecil dan Menengah (LPDB KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM berupaya mendorong sektor UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Saat ini KUR di Indonesia masih cukup rendah sebesar enam persen.

Baca Juga

“Dengan bunga KUR yang rendah ini diharapkan menjadi peluang bagi UMKM untuk mengembangkan binisnya dan bisa bersaing,” ujar Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM Kemenkop dan UKM Iman Pribadi kepada Republika di Jakarta, Jumat (29/11).

Imam mengatakan industri keuangan harus mampu berkolaborasi dengan para pelaku UMKM, sehingga produk-produk unggulan bisa berorientasi di pasar global. “Integrasi UMKM juga diperlukan agar UMKM bisa punya daya saing dan berorientasi global bagaimana bisa menjadi pemain dunia," ucapnya.

Menurutnya kolaborasi antara pemerintah, regulator dan pelaku jasa keuangan harus terus dilakukan agar mendorong perbankan menyalurkan kredit ke sektor UMKM sebesar 20 persen dari total kredit, yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 17/12/PBI/2015 tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan UMKM.

Hal ini dilakukan secara bertahap, pada 2015 rasio kredit UMKM terhadap total kredit minimal lima persen, pada 2016 senilai 10 persen dan pada 2017 sebesar 15 persen.

Sementara Assistant VP Economic Research PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk A Eddy Tri Wibowo menambahkan perbankan berupaya memperluas jaringan untuk mengelola sektor UMKM. Saat ini, jumlah tenaga pasar yang dimiliki BRI mencapai 34ribu di Indonesia.

"BRI mulai bergerak jaringan dari Sabang hingga Merauke. BRI mulai bergerak mulai dari jaringan yang merata. Jadi, bank-bank masih sangat mungkin untuk tumbuh dari sektor UMKM, tapi masalahnya di jaringan. Kalau jaringan luas pasti tercapai," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement