Pertumbuhan bisnis pusat kebugaran di Indonesia diyakini bakal mencatatkan pertumbuhan lantaran penetrasi keanggotaan bisnis pusat kebugaran di Indonesia masih rendah, yakni sekitar 1% dari jumlah total populasi penduduk.
Kondisi ini direspons Mela Gunawan yang bersama dua koleganya mendirikan PT Mitra Bugar Bersama (Refit Indonesia) pada 2016 untuk mengembangkan waralaba Refit Club sebagai pusat kebugaran yang menggarap segmen affordable gym yang harga keanggotaanya terjangkau, yakni Rp 300 ribu/bulan dan menyediakan fasilitas berstandar nasional serta instruktur bersertifikasi internasional.
Refit Indonesia pun menawarkan waralaba Refit Club ini kepada para investor. Mela Gunawan, Co-founder & Chief Marketing Officer Refit Club, menjelaskan model bisnis waralaba Refit Club yang ditawarkan kepada investor ini bersifat pasif. Maksudnya, Refit Indonesia mempersiapkan sistem dan operasional Refit Club, mulai dari merekrut SDM, menyediakan alat-alat fitness serta sistem manajemen dan operasional.
Kantor pusat Refit Club memiliki tim pendukung yang terdiri dari tim konstruksi, desain interior, pemasaran, pelatih SDM, staf bidang tekonologi informasi, serta cleaning dan maintenance service yang berpengalaman untuk membangun dan mengoperasikan Refit Club.
Untuk biaya mendirikan Refit Club, investor diwajibkan menyediakan investasi senilai Rp 1,9 miliar. “Rinciannya, dana investasi itu digunakan untuk membeli alat-alat fitness sekitar Rp 1,2 miliar, Rp 400 juta untuk biaya konstruksi dan sisanya untuk membangun sistem pendukung, seperti CCTV, promosi, pemasaran hingga branding. Kami yang mempersiapkan semuanya agar penggunaan investasi yang diberikan oleh investor Refit Club semakin optimal,” ujar Mela di Jakarta.
Agar imbal hasil investor kian maksimal, Mela meyarankan investor memiliki properti yang digunakan sebagai tempat Refit Club. Tujuannya, menurut Mela, supaya tingkat pengembalian investasi (Return of Investment/ROI) bisa tercapai sekitar 3 tahun.
Lebih lanjut, Mela mengatakan skema investasi pasif itu menarik minat investor untuk mendirikan ReFIT Club di Tangerang, Bekasi, Kebagusan, Jakarta Selatan, Sidoarjo, Jawa Timur, dan Semarang, Jawa Tengah.
“Kami memiliki 7 cabang Refit Club. Hanya satu yang dimiliki Refit Indonesia, yang sisanya adalah hasil kerjasama kami dengan para investor dan mereka mempercayakan kami untuk mengelola cabang-cabang ini,” tutur Mela. Investor individual dan institusi tercatat sebagai pemodal Refit Club.
Menurut Mela, keterlibatan mitra investor di operasional Refit Club di seluruh cabang itu relatif minim. Tingkat kepercayaan dan reputasi para pendiri Refit Club diapresiasi investor lantaran imbal hasil yang diterima investor sesuai ekpektasi.
“Dari total pendapatan kotor setiap bulan dipotong 10% untuk management fee. Investor Refit Club ada yang mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp 80 juta per bulan di salah satu cabang Refit Club yang member aktifnya sekitar 400 orang,” Mela menjabarkan.
Jika dihitung-hitung, omset Refit Club yang jumlah anggotanya 400 orang itu dikalikan biaya anggota Rp 300 ribu per member, maka omsetnya ditaksir senilai Rp 120 juta per bulan dan potensi omsetnya sebesar Rp 1,4 miliar dalam setahun. Peluang itulah yang diyakini investor bakal memberikan cuan di bisnis kebugaran segmen affordable gym.
Cuan Investor
Anthony Prayogo, investor individual dan franchisee (pemegang hak waralaba) Refit Club, cabang Delta Sari Indah di Sidoarjo, Jawa Timur, mengamati peluang bisnis industri fitness affordable gym itu sangat prospektif lantaran target pasarnya cukup besar dan kompetitornya masih relatif sedikit di Jawa Timur.
ReFIT Club di Sidoarjo ini dibuka pada Februari 2019 dan lokasi cabang ini sangat strategis karena berdekatan dengan Bandara Juanda, Surabaya dan pemukiman penduduk.
"Saya sangat puas kinerja bisnis Refit Club di Delta Sari Indah dalam 3 bulan di Maret hingga Mei 2019, sudah menunjukkan pertumbuhan positif yang dibantu tim Refit Indonesia dari sisi operasional serta manajemen. Di Jawa Timur, investor banyak yang berminat untuk bermitra dengan Refit Club,” ujar Anthony.
Dia menyebutkan anggota aktif Refit Club Sidoarjo mencapai 400 orang per 31 Maret 2019 dan diharapkan mencapai 700 member aktif di akhir tahun ini. “Jumlah member aktif ini menunjukkan minat masyarakat untuk berolahraga di pusat kebugaran dan gaya hidup sehat kian meningkat di kalangan masyarakat, terutama di kota lapis kedua seperti Sidoarjo,” ucap Anthony menambahkan
Adapun, cikal bakal Mela mendirikan Refit Club berdasarkan pengalamannya selama 9 tahun berkarier di salah satu pusat kebugaran (mega gym) ternama. Ia mengindetifikasi biaya operasional di mega gym ini sangat besar, diantaranya biaya sewa tempat yang luas lahannya cukup besar tetapi fungsinya tidak optimal, listrik, menggaji pegawai, biaya laundry handuk dan lainnya.
Kondisi ini memicu pengelola mega gym menetapkan biaya keanggotaan yang cukup mahal yang menyasar anggota dari kalangan ekonomi menengah-atas. Mela melihat hal ini sebagai peluang untuk mendirikan pusat kebugaran yang harga keanggotaanya lebih murah.
Namun, Mela menunda terlebih dahulu keinginannya mendirikan affordable gym itu. Sebab, Mela bersama rekannya, Irawan Amanko, mendirikan dan menjalankan perusahaan bidang management consultant operator gym selama tahun 2012-2015.
Setelah itu, Mela dan Irawan berjumpa dengan Jerry Mulyadi yang bersedia sebagai menjadi investor untuk mendirikan cabang Refit Club yang pertama di Green Lake City, Tangerang. Refit Club memperluas ekspansi bisnisnya di kota-kota lapis kedua (second tier) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menginginkan pusat kebugaran yang berkualitas internasional dengan harga keanggotaan yang kompetitif. Rencananya, Refit Club di tahun 2020 memasang target untuk membuka 20 cabang di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
www.swa.co.id