EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan terus tertekan hingga akhir tahun. Sejumlah analis pun mulai mengoreksi target IHSG akhir tahun.
IHSG pada awal pekan Desember dibuka di level 6.023,61. IHSG menguat sebesar 0,2 persen atau 11,78 poin. Namun, analis memprediksi kondisi ini akan berbalik terkoreksi.
"Masih Negatifnya berita global dan regional ditambah beberapa khasus didalam negeri membuat kami menurunkan target IHSG di akhir tahun ke level 6220," kata Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, Senin (2/12).
Sementara itu, dalam beberapa pekan ke depan, IHSG masih berpeluang turun test level 5.524. Hans memperkirakan pekan ini IHSG akan bergerak di level support 5.939 sampai 5.767 dan resistance di level 6.100 sampai 6.200.
Menurut Hans, tertekannya IHSG ini lantaran pasar masih menanti kejelasan negosiasi perang dagang. Pasalnya, dukungan Trump terhadap demonstran Hong Kong beberapa waktu lalu justru semakin memperparah hubungan AS dan Cina.
"Dampak dan balasan dari Cina atas kebijakan AS akan menjadi perhatian pasar pada pekan ini," kata Hans.
Dari dalam negeri kisruh pembubaran Reksadana terbukti menekan kinerja IHSG. Beberapa saham blue chip yang ada di dalam daftar produk yang di bubarkan telah mengalami tekanan jual selama sepekan.
"Kami masih memantau aksi OJK, yang bila konsisten dengan keputusannya mungkin masih akan membubarkan beberapa produk reksadana akibat janji return. Hal ini masih akan memberikan tekanan jual pada pasar saham," kata Hans.