EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyebutkan faktor non musiman membantu rupiah menguat pada awal Desember. Biasanya, kata Dody, rupiah justru melemah karena meningkatnya permintaan valas.
"Kondisi fundamental sebenarnya ada peningkatan permintaan valas di akhir tahun. Sekarang ada faktor non musiman yang lebih dominan," ujar Dody di sela-sela Seminar Economic Outlook 2020 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (10/12).
Menurut Dody, sentimen global memengaruhi kondisi nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, terutama terkait perang dagang AS-China. "Tekanan perang dagang posisinya beresiko sehingga membantu penguatan di emerging. Jadi sangat tergantung pada sisi global," kata Dody.
Kendati demikian, Dody menolak untuk memproyeksikan posisi rupiah pada akhir tahun ini dan menyebutkan nilai tukar akan sangat dipengaruhi dinamika di global serta faktor musiman yaitu meningkatnya permintaan dolar di akhir tahun.
"Mudah-mudahan bisa terus di bawah 14 ribu. Kita lihat saja," ujar Dody.
Dalam sepekan terakhir rupiah mengalami tren penguatan. Bahkan pada Selasa (10/12) kemarin rupiah sempat menembus di bawah Rp 14.000 per dolar AS, namun akhirnya ditutup melemah ke level Rp 14.020 per dolar AS.