EKBIS.CO, JAKARTA -- Pasar saham cukup tertekan dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi tersebut membuat investor mulai beralih ke investasi dengan underlying yang cenderung aman seperti pendapatan tetap dan pasar uang.
"Memang pada saat ini investor cenderung lari ke reksa dana yang secure, istilahnya tidak terlalu fluktuasi," kata Direktur Utama Avrist Asset Management Hanif Mantiq, Rabu (11/12).
Hanif mengatakan, secara umum industri reksa dana mengalami pertumbuhan. Dia mengakui pertumbuhan tersebut mayoritas berasal dari reksa dana pendapatan tetap dan terproteksi.
Demikian halnya di Avrist, reksa dana pendapatan tetap dan terproteksi berkontribusi hingga 50 persen dari total dana kelolaan atau asset under management (AUM). Sedangkan reksa dana pasar uang menyumbang sekitar 30 persen.
Melihat kondisi pasar yang sedang goyah, Hanif pun enggan mematok target yang tinggi untuk AUM pada tahun ini. Per November 2019, Avrist sudah mengumpulkan dana kelolaan sebanyak Rp 5,5 triliun.
Kendati demikian, dia optimistis tahun depan pertumbuhan AUM akan jauh lebih baik dari sekarang. "Tahun depan saya kira akan banyak, karena bagaimanapun produk investasi itu jauh lebih tinggi dari produk biasa seperti deposito," tutur Hanif.
Hanif menargetkan pertumbuhan AUM Avrist pada 2020 mendatang bisa mencapi 60 persen. Untuk mencapai target tersebut, Avrist pun telah merencanakan enam produk baru tahun depan.