Kamis 12 Dec 2019 23:52 WIB

Rachmat Gobel Ajak Keidanderan untuk Investasi di Indonesia

Rachmat Gobel menyebut Indonesia sedang melakukan restorasi ekonomi

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia- Jepang (PPIJ) yang juga Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (tengah) bersulang bersama mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda (kedua kanan), Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii (ketiga kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Ketua Dewan Pembina PPIJ Ginandjar Kartasasmita, dalam acara Indonesia-Japan Friendship Night, di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Foto: Antara/Audy Alwi
Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia- Jepang (PPIJ) yang juga Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel (tengah) bersulang bersama mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda (kedua kanan), Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii (ketiga kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dan Ketua Dewan Pembina PPIJ Ginandjar Kartasasmita, dalam acara Indonesia-Japan Friendship Night, di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

EKBIS.CO, JAKARTA - - Wakil Ketua DPR-RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel kembali mengajak Keidanderan atau organisasi dunia usaha Jepang untuk terus ikut berkontribusi dalam memanfaatkan peluang kerja sama investasi yang semakin terbuka di Indonesia.

"Indonesia tengah melakukan restorasi ekonomi dalam upaya mendorong transformasi dari negara berpenghasilan menengah (middle income) menuju negara berpenghasilan tinggi (high income) melalui visi Indonesia Emas 2045," kata Rachmat Gobel dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Rachmat didampingi sejumlah Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Aceh, Maluku Utara dan Papua dan Gorontalo, berkunjung ke Tokyo, Jepang, pada 5-19 Desember 2019, untuk mempelajari kemajuan ekonomi dan pariwisata di Negeri Sakura itu khususnya dalam melestarikan lingkungan hidup, pertanian dan usaha menengah dan kecil (UKM).

Saat diterima Wakil Ketua Federasi Organisasi Ekonomi Jepang (Keidanren), Ken Kobayashi, Rachmat menyampaikan bahwa transformasi di Indonesia membuka berbagai peluang usaha dan investasi dalam jumlah besar, yang merupakan prospek kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara

“Sejak Indonesia membuka peluang investasi melalui UU PMA pada 1968, Jepang adalah negara pertama yang merespon positif dengan mendirikan berbagai perusahaan patungan dengan Indonesia. Salah satu milestone pembangunan sektor industri manufaktur di Indonesia dimulai dengan industri otomotif, elektronika dan tekstil," ujarnya.

Kerja sama ini terus berlangsung selama ini telah berkontribusi sangat siginifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dunia usaha Jepang yang selama ini telah menanamkan modalnya di Indonesia. Investasi ini telah banyak memberi dampak positif dalam menggerakkan dan memajukan perekonomian Indonesia.

“Parlemen dan Pemerintah Indonesia, dalam waktu dekat akan membahas omninbus law yang tujuan memberi kemudahan bagi dunia usaha berinvestasi di Indonesia,” katanya.

Sementara itu Wakil Ketua Keidanren yang juga Ketua Komite Ekonomi Jepang – Indonesia Ken Kobayashi mengatakan kemajuan ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia harus dibarengi pola pikir yang berubah, khususnya bagi anak-anak muda yang ingin bekerja.

"Dunia telah berubah. Indonesia yang melimpah dengan sumber daya alam, harus lebih maju daripada Jepang yang tidak memiliki sumber daya alam seperti Indonesia. Mari kita garap bersama dan maju bersama," kata Kobayashi.

Dunia usaha Jepang merupakan investor kedua terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Jakarta Japan Club (JJC), dalam 10 tahun terakhir nilai investasi Jepang di Indonesia mencapai US4 31 miliar atau sekitar Rp450 triliun.

Investasi ini telah membuka lebih banyak lapangan kerja. Pada 2018 lalu, tidak kurang dari 7,2 juta angkatan kerja Indonesia yang bekerja di perusahaan Jepang, naik sekitar 53 persen dibandingkan 2015 sebesar 4,7 juta.

Kontribusi perusahaan Jepang terhadap PDB Indonesia naik dari 6,1 persen pada 2015 menjadi 8,5 persen pada 2018 atau naik dari 52,5 miliar dolar AS menjadi 85,9 miliar dolar AS.

Jepang juga tercatat sebagai negara kreditor terbesar pemerintah Indonesia dalam berbagai pembangunan infrastruktur. Pinjaman lunak yang diberi melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) sangat membantu Indonesia dalam membangun berbagai infrastruktur.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement