Ilustrasi Google Bank
Cermati.com, Jakarta – Tak puas hanya berkutat dengan bisnis jasa dan produk internet mulai dari teknologi pencairan, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan daring, kini Google mulai merambah sektor perbankan. Rencananya, Google bakal meluncurkan bank digital pada 2020.
Seperti diketahui, perusahaan teknologi raksasa lainnya yang juga melebarkan sayapnya ke dalam layanan keuangan dan perbankan adalah:
- Amazon (Amazon Bank dan Amazon Credit Card)
Amazon bisa dibilang perusahaan teknologi yang lebih dulu merambah sektor keuangan dan perbankan, yakni Amazon Bank yang diluncurkan pada 2011 dengan menawarkana kredit mikro, dan Amazon Credit Card yang menggandeng JP Morgan Chase & Co., pada 2017.
- Apple (Apple Card)
Apple Inc., melakukan kerjasama dengan Goldman Sachs Group Inc., telah meluncurkan kartu kredit. Apple Card ini resmi diluncurkan pada pada 20 Agustus 2019. Sebelumnya, Apple juga merambah ke dompet digital yakni Apple Pay pada tahun 2014.
- Facebook (Libra Cryptocurrency)
Facebook yang merupakan perusahaan jejaring sosial bermarkar di AS dengan mega proyeknya bernama Libra, yakni mata uang digital bernama ‘Cryptocurrency Libra’, rencananya juga bakal diperkenalkan awal 2020. Diharapkan, uang digital akan mengubah pembayaran global.
Kabarnya, kini Google berencana membuat bank digital. Seperti apa penjelasan lengkap produk terbaru Google ini? Berikut Cermati.com ulas dari berbagai sumber.
Sudah Punya ‘E-Wallet’, Google Bikin Bank Digital
Ilustrasi dompet digital Google Pay
Sebelumnya Google sudah melebarkan sayapnya ke sektor keuangan, yakni dengan meluncurkan dompet digital pada 2015. Saat itu, dompet digital Google bernama Android Pay. Kemudian pada 2018 berganti nama Google Pay.
Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini tengah menjajaki sistem rekening giro lewat Google Pay. Rekening giro adalah produk simpanan perbankan.
Nasabah rekening giro umumnya bisa perseorangan maupun badan usaha, yang penarikan dananya bisa dilakukan kapan saja selamajam kerja. Penarikan dana dari rekening giro bisanya menggunakan warkat cek dan bilyet giro.
“Kami sedang menjajaki bagaimana kami dapat bermitra dengan bank dan serikat kredit di AS untuk menawarkan rekening giro cerdas melalui Google Pay, membantu pelanggan mereka (bank mitra) mendapat manfaat dari masukan bermanfaat dan alat penganggaran, sambil menyimpan uang mereka (pelanggan bank mitra) di akun yang diasuransikan FDIC atau NCUA,” kata juru bicara perusahaan Google, sebagaimana diberitakan CNN yang dilansir DetikFinance.
Dikutip dari The Wall Street Journal, proyek yang diberi nama kode ‘Cache’ ini akan dijalankan oleh Citigroup Inc., dan Stanford Federal Credit Union. Rencananya, Google Bank ini akan diluncurkan pada 2020.
“Pendekatan kami akan bermitra secara mendalam dengan bank dan sistem keuangan,” kata Eksekutif Google, Caesar Sengupta, seperti dikutip dari dari The Wall Street Journal.
Baca Juga: Mau Pasang Google Ads, Kini Kena PPN 10 Persen! Simak Perubahannya
Google Janji Data Nasabah Tak Bocor dan Tak Ada Iklan
Ilustrasi data nasabah
Di dunia teknologi, setiap orang yang masuk ke dalamnya akan meninggalkan jejak data-data pribadinya, mulai dari nomor kontak, alamat e-mail hingga riwayat atau transaksi keuangan dan lainnya. Tak heran bila kebocoran data adalah hal yang ditakutkan banyak orang.
Oleh karena itu, perusahaan teknologi yang ingin mendapat kepercayaan calon penggunanya harus bisa meyakinkan publik, bagaimana dalam penggunaan data pribadi mereka. Sehingga publik bisa merasa benar-benar aman.
Masih seperti dilansir dari laman The Wallstree Journal, untuk itulah Sengupta menegaskan bahwa Google tidak akan menjual data keuangan pengguna akun giro dan tidak menggunakan data Google Pay untuk tujuan iklan serta tidak membagikan data itu kepada pengiklan.
Berdasarkan hasil survei perusahaan konsultan McKinsey & Co., menyebutkan bahwa jumlah orang yang akan memercayai produk keuangan dari Google lebih banyak ketimbang produk keuangan dari Apple dan Facebook, tapi tak lebih baik dari Amazon.
Artinya, tingkat kepercayaan publik dari produk keuangan Amazon berada di peringkat teratas dibanding produk keuangan Google, Apple, dan Facebook. “Jika kita dapat membantu lebih banyak orang melakukan lebih banyak hal secara digital, itu bagus untuk internet dan bagus untuk kita,” imbuhnya.
Baca Juga: Duh Ngeri, Begini Modus Maling Uang via Google Calendar
Berapa Biaya Layanan Bank Digital Google?
Ilustrasi biaya transfer
Transaksi perbankan memang identik dengan biaya layanan yang harus dibayarkan oleh para nasabah. Untuk hal ini, pihak Google mengungkapkan belum memutuskan apakah rekening giro atau Google Bank Apps akan membebankan biaya.
Akan tetapi, Google mengakui umumnya bank-bank membebankan biaya layanan ke beberapa pengguna/nasabah yang memiliki saldo lebih kecil atau tidak sering menggunakan kartu debitnya.
Juniper Research seperti ditulis The Wall Street Journal memperkirakan, pengguna aplikasi dompet digital Google Pay di seluruh dunia pada 2020 mencapai sekitar 100 juta pengguna. Jumlah ini naik dari 39 juta pengguna Google Pay di tahun 2018.
Baca Juga: Yuk, Kepoin Uang Libra Facebook yang Diluncurkan Awal 2020