Selasa 17 Dec 2019 11:57 WIB

Lewat Korporasi Jagung, Lampung Timur Siap Jadi Sentra Benih

Tujuan utama program Kementan adalah ketersediaan benih jagung hibrida nasional

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan Kementan Takdir Mulyadi melakukan panen Jagung Hibrida Perbenihan Berbasis Korporasi di Desa Tulung Balak, Batanghari Nuban seluas 60 Ha Varietas Litbang JH 37,Senin (16/12).
Foto: Kementerian Pertanian
Direktur Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan Kementan Takdir Mulyadi melakukan panen Jagung Hibrida Perbenihan Berbasis Korporasi di Desa Tulung Balak, Batanghari Nuban seluas 60 Ha Varietas Litbang JH 37,Senin (16/12).

EKBIS.CO, LAMPUNG TIMUR -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Kepala Dinas Pertanian TPH Kabupaten Lampung Timur melakukan panen Jagung Hibrida Perbenihan Berbasis Korporasi di Desa Tulung Balak, Batanghari Nuban seluas 60 Ha Varietas Litbang JH 37,Senin (16/12).

Direktur Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan Kementan Takdir Mulyadi menyampaikan harapannya di depan para petani, kalau Kabupaten Lampung Timur akan dikembangkan menjadi sentra perbenihan/lumbung benih jagung hibrida.

"Saya ingin ke depan menjadi Provinsi yang mandiri benih, bisa menyediakan benih jagung hibrida untuk wilayah Lampung, Sumatera dan bahkan berorientasi ekspor dan menghasilkan devisa sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," demikian kata Takdir dalam acara panen jagung hibrida tersebut.

Takdir menyebutkan tujuan utama program Kementan ini yakni guna menyiapkan ketersediaan benih jagung hibrida nasional yang terus meningkat. Kementan siap membantu dukungan sarana prasarana pendukung korporasi serta pendampingan pembentukan kelembagaan korporasi petani.

"Hal ini akan berlanjut selama 5 tahun. Namun akan dievaluasi dengan target 3 tahun sudah bisa mandiri. Tujuan kebijakan ini meningkatkan nilai tambah petani dan mensejahterakan petani menjadi penangkar yang mandiri yang dikelola dengan kelembagaan koperasi tani," terangnya.

Perlu diketahui, dukungan ini tidak lepas dari Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) dalam penyediaan benih tetua oleh Balitsereal, dukungan benih, pupuk, pestisida, pompa, alat pasca panen, pendampingan kelembagaan korporasi petani serta dukungan Dinas Provinsi/Kabupaten, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian TPH Kabupaten Lampung Timur David menyampaikan rasa syukur karena Kabupaten Lampung Timur terpilih sebagai pengembangan perbenihan jagung hibrida berbasis korporasi petani. Hal tersebut menurutnya seiring dengan keinginan Gubernur bahwa Lampung akan dijadikan Sentra/Lumbung Benih.

"Lampung Timur menjadi salah satu penyangga jagung hibrida di Provinsi Lampung dengan potensi luas tanam jagung tahun 2019 mencapai 315 ha dari target 307 hektar dengan panen 623 ribu ton. Alhasil, produksi jagung surplus hingga 65 persen. Capaian tersebut hasil adopsi berbagai kemajuan teknologi pertanian," sebut David.

Perwakilan Balai Penelitian Sereal Maros, Bahtiar, memberikan ucapan selamat kepada Petani Tulung Balak, Lampung Timur karena terpilih mendapatkan alokasi kegiatan Perbenihan Jagung Hibrida Berbasis Korporasi Petani.

"Harapan kami nantinya petani dapat mengelola bisnisnya secara mandiri, maka petani akan dapat keuntungan sendiri 2 kali lipat dari konsumsi biasa", ujarnya.

Bahtiar menekankan pengembangan benih di Lampung Timur didukung oleh pendampingan dari lembaga atau Badan Litbang. Benih-benih yang dikembangkan telah memiliki lisensi, unggulan dan keterjaminan mutu produk teknologi secara nasional dan internasional.

"Tentu pengembangan perbenihan ini harus digerakkan oleh semua pihak stake holder," katanya.

Edi Sudadi, Ketua Kelompok tani Tani Mekar menceritakan rasa syukurnya bahwa di musim kemarau dan dengan segala keterbatasan sarana irigasi (pompa, sumur bor). Namun demikian, petani masih bisa panen benih jagung di saat seperti ini.

"Banyak keuntungan yang didapat petani. Kami jadi bisa buat benih jagung hibrida sendiri, biaya jadi hemat ,terus dari tanaman jagung jantan yang dicabut bisa dipakai

untuk pakan ternak, dan yang penting kami tidak pusing lagi dengan pemasaran," katanya.

Edi mengungkapkan hasil panen sudah pasti langsung dibeli mitra tanpa dipipil dan tidak perlu dikeringkan. Dengan demikian, dari segi harga lebih menguntungkan menjual berupa benih, bisa selisih sampai Rp 6 juta/ha dibanding konsumsi.

"Bayangkan, jika bisa ditingkatkan menjadi 5 ton kami bisa meraup keuntungan 10 sampai 12 jutaan," ujarnya.

"Karena itu, kami sangat optimis kegiatan ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Tidak hanya untuk menopang seluruh Provinsi Lampung, bahkan wilayah Sumatera Bagian Selatan," pinta Edi.

Kegiatan panen jagung hibrida ini disaksikan langsung perwakilan Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitser) Maros, perwakilan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dandim 0429/Batanghari Nuban, perwakilan Dinas Pertanian Provinsi Lampung, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung, PBT, petani jagung dan warga sekitar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement