Rabu 18 Dec 2019 03:17 WIB

Harga Babi Melonjak, Kekayaan Orang Tajir Ini Ikut Membabi Buta, Untung Banyak!

Kekayaannya naik berlipat lebih dari empat kali tahun ini menjadi Rp 120,4 triliun.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Harga Babi Melonjak, Kekayaan Orang Tajir Ini Ikut Membabi Buta, Untung Banyak!. (FOTO: Istimewa)
Harga Babi Melonjak, Kekayaan Orang Tajir Ini Ikut Membabi Buta, Untung Banyak!. (FOTO: Istimewa)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Kekayaan konglomerat asal China, Qin Yinglin yang merupakan Pimpinan Muyuan Foodstuff Co meroket berkat krisis daging babi di negaranya. Melansir dari CNBC (17/12/2019), berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan China, harga daging babi meningkat dua kali lipat tahun ini.

Baca Juga

Baca Juga: Enggan Tunduk Sama Perintah Amerika, Jerman Tetap Gandeng Perusahaan China Ini!

Kenaikan harga memicu tingkat inflasi konsumen tahunan tertinggi dalam tujuh tahun. Kondisi disebabkan epidemi demam babi Afrika yang menyebabkan kematian jutaan babi.

Untuk itu, perusahaan milik Yinglin yang bergerak di bidang produksi makanan itu justru mencatatkan laba hingga 260 persen pada kuartal ketiga dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.

Baca Juga: Demi Kelestarian, Konglomerat Ini Hamburkan Rp280 Miliar untuk Beli Peternakan

Dengan begitu, pundi-pundi kekayaannya naik berlipat lebih dari empat kali pada tahun ini menjadi 8,6 miliar dolar AS (Rp 120,4 triliun). Dia pun menjadi miliarder yang memiliki pertumbuhan kekayaann paling cepat, menurut Bloomberg Billionaires Index, dan namanya masuk peringkat 500 orang terkaya di dunia.

Mayoritas kekayaan Qin berasal dari 60 persen kepemilikan saham di Muyuan. Dia memegang saham tersebut secara langsung bersama sang istri melalui Muyuan Industrial Group.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement