Jumat 20 Dec 2019 16:19 WIB

Pemerintah Komitmen Jaga Pasokan Listrik untuk Smelter

Pemerintah membuka peluang negosiasi harga listrik untuk smelter.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Smelter (Ilustrasi)
Smelter (Ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian ESDM berkomitmen untuk menjaga pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan industri pemurnian. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Rida Mulyana meyakinkan pemerintah mendukung proses pemurnian dengan menjamin pasokan listrik.

Rida mengakui banyak pembangunan pabrik pemurnian yang masih mengalami kendala, salah satunya adalah karena pasokan listrik yang tidak memenuhi. Namun, dengan adanya komitmen Presiden untuk meningkatkan nilai tambah dari pemurnian, pemerintah memastikan PLN siap untuk memasok kebutuhan ini.

Baca Juga

"Kami di sektor ketenga listrikan menjaga bagaimana listrik disediakan. Pertama itu kecukupan barangnya ada digunakan dan memenuhi kebutuhan keduanya ya kualitas bagus," ujar Rida di Kantornya, Jumat (20/12).

Rida juga menjelaskan terkait harga, kebijakan yang dikeluarkan Kementerian ESDM untuk bisa menjaga harga yang affordable juga sudah dilakukan. Namun, kata Rida peluang untuk negoisasi harga juga masih dibuka apabila industri merasa harga belum masuk dalam keekonomian industri.

"Masih ada peluang untuk dinego. Kami siap diskusi karena masih ada peluang untuk diturunkan oleh PLN," ujar Rida.

Untuk keandalan pasokan sendiri, Rida menjamin dengan memaparkan Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik (RUPTL) di depan para pengusaha pabrik pemurnian. Ia menjelaskan, dengan masuknya para industri sebagai pelanggan premium PLN maka pemerintah memastikan bahwa pasokan akan terpenuhi.

"Kami jamin tidak akan mati. Kami mendorong agar semua keperluan bisa dipenuhi nah kondisi saat in pln sudah menyaipakn dan sahkah RUPTL," ujar Rida.

Rida juga menjelaskan mulai tahun depan, pemerintah dan PLN juga akan menyelesaikan penyambungan transmisi Jawa dan Sumatera. Hal ini dilakukan agar sewaktu waktu ada pembangkit yang tidak bisa beroperasi, bisa disupport dari pembangkit lain apabila transmisi bisa terkoneksi.

"Kami mulai Jawa dan Sumatera dulu, baru nanti secara bertahap di Kalimatan dan Sulawesi," ujar Rida.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement