Rabu 25 Dec 2019 12:38 WIB

Harta Orang Terkaya di Asia Ini Bertambah Rp 238 Triliun

Harta orang terkaya di dunia berkurang Rp 184,8 triliun

Rep: Puti Almas/ Red: Nidia Zuraya
Orang kaya raya (ilustrasi)
Foto: spdi.eu
Orang kaya raya (ilustrasi)

EKBIS.CO, NEW DELHI — Salah satu orang terkaya di Asia yang merupakan pengusaha asal India, Mukesh Ambani dilaporkan menambah hampir 17 miliar dolar AS atau sekitar Rp 238 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS) dari kekayaannya per 23 Desember lalu. Dengan demikian, kekayaan bersih yang ia miliki adalah 61 miliar dolar AS.

Sebagai perbandingan, kekayaan bersih pendiri Alibaba Group, Jack Ma tumbuh hingga 11,3 miliar dolar AS, sementara CEO Amazon.com Jeff Bezos kehilangan 13,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 184,8 triliun. Lonjakan kekayaan Ambani tahun ini dipicu oleh kenaikan 38 persen saham Reliance Industries Ltd, yang lebih mengutamakan penawaran konsumen dibanding bisnis penyulingan minyak inti dan petrokimia.

Baca Juga

Banyak investor yang menumpuk uang di Reliance, meskipun bertaruh dengan sejumlah bisnis baru seperti telekomunikasi dan ritel, dengan tujuan membangun raksasa e-commerce lokal untuk menentang orang-orang seperti Amazon.com Inc, di India. Ambani telah menghabiskan hampir 50 miliar dolar AS, yang sebagian besar adalah hutang untuk perusahaan nirkabel yang menjadi nomor satu di India setelah debut selama tiga tahun.

“Mukesh Ambani mengubah narasi untuk Reliance Industries sebagai pemimpin, tidak hanya dalam bidang minyak dan gas, tapi juga di bidang telekomunikasi dan ritel, serta e-commerce,” ujar Chakri Lokapriya, kepala investasi di TCG Asset Management, dilansir Bloomberg, Rabu (25/12).

Menurut Lokapriya, Mumbai berhasil mengidentifikasi, berinvestasi, dan mengeksekusi dengan cepat untuk membuat narasi baru ini. Tentunya, itu berpotensi menggandakan nilai pemegang saham selama empat tahun ke depan.

Ambani pada Agustus lalu mengatakan bisnis lebih baru kemungkinan akan berkontribusi 50 persen dari pendapatan Reliance dalam beberapa tahun, dari sekitar 32 persen saat ini. Hingga saat ini, perwakilan untuk Reliance belum memberikan komentar tentang kekayaan Ambani yang meningkat.

Jumlah utang Reliance juga berkurang, menyusul janji dari Ambani memangkas hutang bersih perusahaan menjadi nol pada awal 2021. Beberapa rencana yang dilakukan untuk mewujudkannya adalah ermasuk penjualan saham dalam bisnis minyak ke Saudi Arabian Oil Co, penjualan aset menara dan mitra strategis untuk platform digital yang terhubung dengan  Reliance Jio Infocomm Ltd., sebuah perusahaan telepon.

Nilai saham Reliance juga meningkat hampir tiga kali lipat sejak akhir 2016, saat Jio memasuki pasar India dengan menawarkan produk panggilan gratis dan harga paket data murah. Dengan lebih dari 350 juta pengguna, Jio yang tidak terdaftar melaporkan laba bersih sebesar 9,96 miliar rupee atau sekitar 140 juta dolar AS untuk kuartal September.

Sementara, dua operator sektor swasta lainnya mengumpulkan rekor kerugian. Namun, para investor tetap waspada terhadap utang yang membengkak pada kelompok yang menghabiskan sekitar 76 miliar dolar AS dalam lima tahun terakhir.

Reliance Industries memiliki utang bersih sebesar 1,54 triliun rupee pada akhir 31 Maret lalu. Upaya membantu Reliance dalam memotong utang adalah dimulai dengan Ambani yang mengusulkan transaksi dengan Aramco.

Pengadilan India telah mencari perincian aset Reliance setelah Pemerintah India mengajukan petisi untuk menghentikan penjualan yang diusulkan dalam gugatan arbitrase yang tidak terkait. Kemudian, putusan dari pengadilan adalah meminta untuk mencantumkan aset dalam perselisahan dengan negara.

Ambani memiliki catatan bukti dalam menempati janjinya. Pria berusia 62 tahun ini juga menciptakan nilai dalam Jio, dengan memberi aset infrastruktur kepada Brookfield.

“Ia (Ambani) dapat lebih jauh mengurangi hutang  perusahaan dari sudut pandang hutang dengan mendatangkan investor strategis, yang akan meningkatkan nilai lebih jauh,” ujar Sandeep Gupta, direktur pelaksana Proviti India.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement