EKBIS.CO, JAKARTA -- Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia sudah menyiapkan investasi untuk 2020. Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto total investasi yang disiapkan pada 2020 mencapai Rp 2,2 triliun.
"Meski traffic penerbangan menurun tapi tetap banyak investasinya. Paling banyak masih di Jawa," kata Novie, Kamis (26/12).
Dia menjelaskan di Jawa paling banyak investasi karena terdapat 36 program atau 20 persen dari total keseluruhan di tujuh wilayah. Progran terbesar kedua yakni di Sumatra dengan 33 program atau sebesar 19 persen. Sementara di Papua menjadi terbesar ketiga dengan porsi 29 program atau 16 persen.
Selanjutnya, Airnav juga memetakan investasi di Kalimantan sebanyak 28 program atau 16 persen. Sementara di Sulawesi sebanyak 21 progran atau 12 persen dan Balinusra sebanyak 19 program atau 11 persen. Airnav juga memaksimalkan investasinya di Maluku dengan 11 program sebanyak enam persen.
"Kategori investasi Airnav masih paling banyak untuk automation sebanyak Rp 1,18 triliun (52 persen dari total investasi)" tutur Novie.
Terbanyak kedua, investasi tersebut akan digunakan untuk building dan supporting sebesar Rp 463 miliar atau 21 persen dari total investasi. Lalu untuk navigasi akan diinvestasikan sebanyak Rp 174,2 miliar atau delapan persen dari total investasi.
Novie menegaskan ada beberapa yang akan menjadi fokus utama dalam investasi Airnav pada 2020. "Seperti ATC Tower itu meningkatkan layann di Banjarmasin, Solo, Palu, Luwuk, Ilaga, Wamena, Silangit, Bengkulu, san Lampung," ungkap Novie.
Investasi lain yang akan menjadi fokus utama juga akan dilakukan untuk tower set modular transportable, dan ATC system. Begitu juga dengan inveatasi untuk ADS-B serta surveillance dan navigasi.