EKBIS.CO, INDRAMAYU -- Ribuan beras impor dari Vietnam dan Thailand hingga kini masih tersimpan di gudang Bulog Indramayu. Keberadaan beras impor yang sudah ada sejak 2018 itu telah menambah banyaknya stok beras lokal yang dimiliki Bulog.
"(Beras impor) tersebar di delapan gudang Bulog yang ada di Indramayu," ujar Pimpinan Kantor Bulog Cabang Indramayu, Safaruddin, saat ditemui di sela peninjauan gudang Bulog di Cadangpinggan, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, bersama Tim Satgas Pangan setempat, Jumat (27/12).
Safaruddin menyebutkan, stok beras impor itu terdiri dari beras Vietnam tingkat kepecahan 15 persen sebanyak 9.000 ton, beras Vietnam tingkat kepecahan lima persen sebanyak 998 ton dan beras Thailand tingkat kepecahan lima persen sebanyak 4.700 ton. Safaruddin mengatakan, beras impor itu masuk ke gudang Bulog Indramayu pada 2018. Sedangkan pada 2019, tidak ada beras impor yang masuk.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, Jumat (27/12), beras impor itu di antaranya tersimpan di gudang Bulog Cadangpinggan. Beras tersebut tersimpan di antara stok beras lokal yang menumpuk di gudang tersebut.
Safaruddin mengungkapkan, gudang Bulog yang ada di Kabupaten Indramayu saat ini memang sudah penuh. Bahkan, hal itu menjadi salah satu alasan dihentikannya penyerapan beras oleh Bulog Indramayu pada akhir tahun ini.
Safaruddin menjelaskan, stok beras yang dimiliki Bulog Indramayu per Jumat mencapai 55.130 ton. Stok yang dimiliki Bulog Indramayu itu merupakan salah satu stok terbanyak di Jabar.
"Stok yang ada itu bisa memenuhi kebutuhan di Kabupaten Indramayu hingga dua tahun ke depan," kata Safaruddin.
Meski stok beras di gudang penuh, Safaruddin memastikan kualitasnya dalam kondisi bagus. Selama ini, pihaknya secara berkala melakukan fumigasi dan sprayer di gudang.