EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (2/1) sore, ditutup melemah pasca rilis data inflasi Desember dan inflasi sepanjang 2019 lalu. IHSG ditutup melemah 15,96 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.283,58.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 2,86 poin atau 0,28 persen menjadi 1.011,62. "Data-data inflasi maupun inflasi inti yang menunjukkan hasil di bawah proyeksi oleh para analis serta data PMI Manufacturing Indonesia yang masih di bawah angka 50 yang menandakan bahwa masih terjadinya kontraksi pada sektor manufaktur di Tanah Air, menyebabkan terjadinya pelemahan IHSG," kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Kamis (2/1).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi sepanjang 2019 sebesar 2,72 persen, terendah dalam 20 tahun terakhir atau sejak 1999.
Dibuka menguat, IHSG hanya menguat sejam kemudian masuk ke zona merah dan terus berada di teritori negatif hingga penutupan bursa saham. Penutupan IHSG hari ini diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp170,26 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 371.868 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 5,3 miliar lembar saham senilai Rp 4,17 triliun. Sebanyak 164 saham naik, 246 saham menurun, dan 157 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain indeks Hang Seng menguat 353,77 poin atau 1,25 persen ke 28.543,52, dan indeks Straits Times menguat 29,17 poin atau 0,91 persen ke posisi 3.252.