Kamis 02 Jan 2020 20:19 WIB

Targetkan 2.000 Industri Kreatif, Ini Program Kemenperin

Sektor industri kreatif mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Sektor industri kreatif mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian. Foto: Pengembangan industri ekonomi kreatif pengolahan limbah kayu palet bagi warga yang tinggal di Desa Kemudo, Prambanan, Jawa Tengah.
Foto: Istimewa
Sektor industri kreatif mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian. Foto: Pengembangan industri ekonomi kreatif pengolahan limbah kayu palet bagi warga yang tinggal di Desa Kemudo, Prambanan, Jawa Tengah.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pertumbuhan pelaku industri kreatif di Tanah Air. Sektor itu dinilai mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap perekonomian nasional.

“Sasaran itu kami wujudkan secara konkret melalui peran Balai Diklat Industri (BDI) di Denpasar, Bali, yang fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) industri kreatif. Spesialisasinya animasi, kerajinan dan barang seni,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui siaran pers pada Kamis, (2/2).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pemerintah saat ini sedang memprioritaskan program peningkatan kualitas SDM, termasuk di bidang industri kreatif. Menurutnya, SDM merupakan potensi untuk mewujudkan visi Indonesia Maju.

“Jadi kami terus menciptakan SDM industri yang terampil dan kreatif. Misalnya, kami bantu dengan kegiatan pelatihan desain dan penggunaan teknologi modern sehingga mereka lebih produktif dan inovatif,” kata dia.

Pada 2020, Kemenperin menargetkan sebanyak 2.000 pelaku industri kreatif bisa tumbuh melalui Diklat 3 in 1 atau pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja di BDI Denpasar. Mereka di antaranya, hasil lulusan pelatihan di bidang animasi, programming, desain grafis, game, serta kerajinan.

Agus optimis mampu menelurkan perusahaan rintisan atau startup di beragam sektor, melalui BDI Denpasar. “Karena di sini sudah terbangun ekosistem inovasi. Jadi, ada terobosan ide yang luar biasa, seperti terciptanya jenis aplikasi yang membantu pelayanan kesehatan dengan mendatangkan dokter ke rumah demi memeriksa pasien. Selain itu ada yang mendukung sektor pariwisata,” ucap Agus.

Saat mengunjungi BDI Denpasar, Agus Melihat berbagai produk industri kreatif yang dipamerkan di sana. Dia pun memberikan apresiasi kepada para peserta Diklat. Pasalnya, mereka menciptakan produk industri kreatif yang  bisa menembus pasar ekspor.

“Contohnya produk fesyen, perhiasan dan kerajinan keramik. Para peserta Diklat ini bisa meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan pendampigan desain agar lebih berdaya saing,” jelas dia.

Sepanjang 2018, lanjutnya, industri kreatif mampu berkontribusi cukup signfikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, yang diproyeksi menembus Rp 1.000 triliun. Adapun tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif tersebut, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen sebesar 18,15 persen, dan industri kriya sebanyak 15,70 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement