SWA.CO.ID -- Tahun 2020, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan sebanyak 2.000 pelaku industri kreatif bisa tumbuh melalui Diklat 3in1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan kerja) di BDI Denpasar. Mereka antara lain merupakan hasil lulusan pelatihan di bidang animasi, programming, desain grafis, game dan kerajinan.
“Sasaran itu kami wujudkan secara konkret melalui peran Balai Diklat Industri (BDI) di Denpasar Bali, yang fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) industri kreatif dengan spesialisasi animasi, kerajinan dan barang seni,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita ketika melakukan kunjungan kerja di BDI Denpasar, Bali, (2/1/2019).
Menperin menjelaskan, pemerintah saat ini sedang memprioritaskan program peningkatan kualitas SDM, termasuk di sektor industri. Ini menjadi potensi untuk mewujudkan visi Indonesia Maju. “Jadi, kami terus menciptakan SDM industri yang terampil dan kreatif. Misalnya, kami bantu dengan kegiatan pelatihan desain dan penggunaan teknologi modern sehingga mereka lebih produktif dan inovatif,” paparnya.
Agus menambahkan, melalui BDI Denpasar, pihaknya optimistis mampu menelurkan perusahaan rintisan (startup) berbagai sektor. “Karena di sini sudah terbangun ekosistem inovasi. Jadi, ada terobosan ide yang luar biasa, seperti terciptanya jenis aplikasi yang membantu pelayanan kesehatan dengan mendatangkan dokter ke rumah untuk memeriksa pasien. Selain itu ada yang mendukung sektor pariwisata,” tuturnya.
Sepanjang tahun 2018, industri kreatif mampu berkontribusi cukup signfikan terhadap PDB nasional, yang diproyeksi menembus Rp1.000 triliun. Adapun tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif tersebut, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen (18,15 persen), dan industri kriya (15,70 persen).
Pada kunjungannya di BDI Denpasar, Agus juga meninjau fasilitas Experience Centre Industry 4.0 yang bertujuan untuk memperkenalkan dan memberikan wawasan kepada para pelaku industri kreatif tentang penerapan industri 4.0. “Di dalam Experience Centre Industry 4.0 ini, kami akan perkenalkan sistem robotik dan infrastruktur IoT (Internet of Things) sebagai penopang utama,” imbuhnya.
Selain menyelenggarakan kegiatan Diklat 3 in1 untuk pembinaan SDM industri kreatif, BDI Denpasar juga menggelar program kewirausahaan melalui inkubator bisnis TOHPATI untuk bidang digital kreatif dan memiliki program BIKIN Makerspace untuk bidang kriya atau craft.
Oleh karena itu, BDI Denpasar ditunjuk sebagai Bali Creative Industry Centre (BCIC) dengan lima fungsi, yakni menjadi pusat inovasi dan kekayaan intelektual, pusat pendidikan dan pelatihan, pusat promosi dan pemasaran, pusat pengembangan industri software dan konten, serta pusat inkubasi bisnis.
Untuk penyiapan wirausaha industri kreatif, BDI Denpasar melakukan kerja sama dengan Digital Inovasi Lounge (DILO) guna menyelenggarakan program inkubator bisnis di bidang digital dan kriya dengan menyediakan fasilitas ruang kerja dan berbagai peralatan produksi yang diperlukan untuk menghasilkan produk animasi dan desain produk kerajinan yang berkualitas.
Peserta inkubator industri (tenant) di BDI Denpasar, selain mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari praktisi industri kreatif selama proses inkubasi, juga difasilitasi untuk mendapatkan order (pesanan) dari berbagai industri. Hingga kini, BDI Denpasar sudah melakukan inkubasi sebanyak enam angkatan. Pada angkatan yang ke-6 berjumlah 12 tim.
Editor: Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id