EKBIS.CO, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat rasio penggantian cadangan migas atau Reserve Replacement Ratio (RRR) di Indonesia mencapai 354 persen pada 2019. Dalam pemaparan kinerja hulu migas 2019, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebutkan RRR mengalami peningkatan signifikan dari 2018 yang sebesar 106 persen.
Menurutnya, lapangan abadi Blok Masela menjadi salah satu pemberi kontribusi bagi peningkatan penggantian cadangan migas. "Kontribusinya dari POD Lapangan Abadi Masela, WK Mahakam dan WK East Kalimantan yang membuat reserve replacement ratio mencapai 354 persen," kata Dwi dalam konferensi pers di Gedung SKK Migas Jakarta, Kamis.
Dwi merinci rasio penggantian cadangan migas Indonesia tidak pernah menyentuh angka 100 persen sejak 2012 dengan capaian RRR sebesar 99 persen, rasio penggantian cadangan migas terus menurun.
Namun pada 2018, RRR mencapai 106 persen atau setara 831 MMBOE. Kemudian, pada 2019 meningkat menjadi 354 persen atau setara 2.634 MMBOE.
"Cadangan kita termakan terus setiap tahun sejak 2012 terus berada di bawah 100 persen. Kemudian baru tahun lalu meningkat menjadi 106 persen, kemudian meningkat signifikan pada 2019," kata Dwi.
Lapangan Abadi Masela merupakan proyek pengembangan LNG skala besar terintegrasi pertama yang diopersikan oleh Inpex di Indonesia sebagai operator sesudah proyek LNG Ichthys di Australia.
Pengembangan hulu migas di Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd gas pipa, dengan target onstream pada tahun 2027.
Total produksi gas kumulatif Blok Masela dari 2027 hingga tahun 2055 mencapai 16,38 TSCF dengan total gas yang dijual sebesar 12,95 TSCF. Selain itu, Blok Masela juga menghasilkan kondensat dengan kumulatif produksi sebesar 255,28 MMSTB.