EKBIS.CO, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (22/1) pagi melemah terhadap dolar AS karena faktor teknikal. Terpantau pada Rabu pagi, nilai tukar (kurs) bergerak melemah sebesar 27 poin atau 0,20 persen menjadi Rp 13.685 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 13.658 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah masih berada dalam tren penguatan, pelemahan rupiah pada pagi ini merupakan faktor teknikal," ujar Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong di Jakarta, Rabu (22/1).
Menurut dia, masih cukup ruang bagi rupiah kembali ke area positif menyusul sentimen dari dalam negeri yang cukup kondusif, mulai dari menurunnya defisit neraca perdagangan hingga pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini yang bakal lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
"Defisit neraca kita cenderung menurun, inflasi terjaga, stabilitas keuangan juga relatif kondusif, itu yang bakal menopang rupiah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, potensi bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan juga cukup terbuka, diharapkan menambah dorongan bagi pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya. Sementara sentimen eksternal, menurut dia, juga cukup stabil terutama meredanya tensi perang dagang AS-China.
Kondisi itu menambah harapan positif bagi perbaikan kinerja ekspor nasional. "Sementara sentimen perang AS-Iran masih cukup bervariasi, pelaku pasar cenderung fokus pada sentimen dalam negeri dan perang dagang yang mulai kondusif," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan sebagian pelaku pasar uang juga sedang mencermati sidang pemakzulan Presiden AS Donald Trump yang berlangsung
"Sidang pemakzulan Trump yang menuduh penggunaan kekuasaan secara berlebihan oleh Presiden AS ini, dijadwalkan berlangsung selama enam hari kerja, dan bila tidak mencapai kesepakatan, akan diselesaikan dengan voting. Perkembangan dan hasil sidang dapat mempengaruhi pergerakan dolar AS dan berimbas pada mata nilai tukar mata uang dan komoditas lain," katanya.