Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Usulan penggunaan biometrik untuk mencegah pembobolan data menemui sejumlah kendala. Usulan ini dirasa penting, terlebih dalam telekomunikasi setelah ada kasus pengambil alihan kartu SIM milik Ilham Bintang yang mengakibatkan terbobolnya akun bank miliknya.
Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi menyebut usulan ini mengalami sejumlah kendala, yakni akses publik terhadap teknologi itu sendiri.
"Bagaimana nanti orang tidak mempunyai smartphone, enggak ada kamera, tidak bisa meng-upload datanya karena enggak bisa internetan. Itu yang perlu kami pikirkan karena di daerah tengah dan timur, masih banyak yang menggunakan 2G, hpnya masih biasa," katanya.
Baca Juga: Marak Pembobolan Kartu SIM, ATSI Usul Cara Penangkalan Baru
Meski begitu, menurutnya, operator mendukung usulan itu. Sudah dua kali operator bertemu BRTI membahas penerapan biometrik ini.
Teknologi biometrik ini disebut Ketut dapat menurunkan pencurian data.
Baca Juga: Respons Kasus Ilham Bintang, BRTI Bakal Panggil Semua Operator
"Kalau nanti kita pakai biometrik, misalnya face recognition, kalau saya mau gunakan NIK dan nomor KK orang lain tetap enggak bisa," pungkasnya.