EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 34,41 triliun pada kuartal IV 2019. Pencapaian ini tumbuh 6,15 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama BRI Sunaro mengatakan selama 2019 perseroan fokus ke bisnis mikro melalui inovasi digitalisasi. Langkah ini dilakukan agar perseroan bisa melayani masyarakat dengan biaya semurah mungkin, sehingga memiliki nasabah sebanyak mungkin.
“Melalui inovasi dan digitalisasi, perseroan terus menciptakan sumber sumber pendapatan berbasis non bunga untuk menjaga tingkat profitabilitas,” ujarnya saat konferensi pers di Gedung BRI Pusat, Jakarta, Kamis (23/1).
Perseroan juga berhasil mengakselerasi fee based income sebesar Rp 14,29 triliun atau tumbuh 20,1 persen pada akhir Desember 2019. Bahkan, Fee Income to Total Income Ratio mencapai double digit sebesar 10 persen.
Menurutnya salah satu inovasi produk dan layanan yang memberikan dampak secara nyata bagi pertumbuhan fee based income adalah Agen BRILink. Hingga akhir 2019, tercatat BRI memiliki 422 ribu agen dengan transaksi mencapai 521 juta kali transaksi finansial dengan volume mencapai Rp 673 triliun atau tumbuh 31,2 persen yoy.
“Fee based income yang dihasilkan oleh Agen BRILink tercatat mencapai Rp 788,7 miliar atau tumbuh 75 persen yoy,” ucapnya.
Pada sisi permodalan, BRI mencatat rasio CAR 22,77 persen yang mencerminkan modal BRI cukup kuat untuk melakukan ekspansi baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Secara likuiditas, BRI masih mempunyai ruang tumbuh dimana rasio likuiditas BRI akhir 2019 terjaga pada level 88,98 persen.