EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan wabah virus corona berpotensi ke sektor perdagangan dan pariwisata dunia, termasuk Indonesia. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan beberapa negara hingga organisasi pariwisata dunia.
Menteri Perdagangan era SBY ini mengatakan jika penyebaran virus corona tidak disetop maka memengaruhi arus barang dunia. “Intinya susah keluar dan negara yang menerima juga sangat ketat terhadap ini karena sangat takut mengenai penyebarannya jadi ini mungkin yang akan kelihatan pertama dampak ke pariwisata,” ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/1).
Menurutnya jika ekonomi China terpukul sebagai dampak virus corona. Dia memperkirakan Indonesia juga bisa kena imbas karena negeri panda itu menjadi salah satu mitra dagang utama RI.
"Kita akan terpengaruh kalau China (ekonominya) slow down karena impor batubara dan kelapa sawit, tapi masih belum terlihat dampaknya semoga langkah bisa dilakukan bisa setop penyebaran virus," ucapnya.
Sedangkan sektor pariwisata sudah terkena imbas dengan penghentian sementara rute penerbangan dari dan ke Wuhan. "Sepertinya ini sudah berdampak ke pariwisata. Mereka susah keluar dan negara yang menerima juga ketat, takut terkait penyebarannya. Mungkin yang akan kelihatan dampak ke pariwisata. Kalau (arus) barang belum kelihatan," ucapnya.
Apalagi menurutnya kejadian ini serupa dengan Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) pernah membuat resah seluruh dunia pada 2002-2003 lalu yang memukul sektor pariwisata.
"Tapi kita masih belum tahu ini seberapa jauh sudah menyebar dan apakah itu seperti waktu SARS kan mengganggu perdagangan pariwisata," kata dia.
Kendati begitu wanita yang ditunjuk sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia mengatakan dampak dari corona belum terlalu jauh seperti SARS. Mengingat, pada saat itu dampak dari SARS berpengaruh ke sektor barang dan jasa.
"Waktu SARS itu sangat berpengaruh kepada barang juga tapikan ini mudah-mudahan mereka bisa stop ini sebelum dia menyebar. Jadi sebetulnya banyak yang apresiasi apa yang dilakukan Tiongkok saat ini dibandingkan waktu SARS," ucapnya.