EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo meminta kepada jajarannya untuk mengoptimalkan produksi sapi dalam negeri agar bisa terus menekan volume impor daging sapi dan kerbau yang dilakukan setiap tahunnya. Syahrul meminta agar jajarannya dapat menggunakan pendekatan teknologi agar hasil lebih maksimal.
Syahrul mengatakan, agar setiap ternak sapi yang dikelola bersama para peternak bisa dipasang chip agar Kementan dapat memantau populasi sapi secara detil. Dengan begitu, pemantauan bisa dilakukan melalui Agriculture War Room (AWR) yang ia buat.
"Pasang chip di semua sapi. Saya ingin bisa memantau sapi itu ada di mana, merumput di mana, diberikan ke peternak yang mana, bagaimana kondisinya. Semua itu bisa dikontrol dengan AWR," kata Syahrul dalam Siaran Pers Kementan, diterima Republika.co.id, Rabu (29/1).
Ia berharap, dengan penggunaan teknologi digital seperti itu, dapat mendorong pengembangan peternakan sapi di seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Hal lain yang ia tekankan, kebutuhan pangan hewani di Indonesia harus bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri.
Pihaknya pun telah membuat gerakan untuk menggenjot produksi sapi. "Semua harus kita paksakan. Ini singkatan dari planning yang benar, atensi yang besar, knowledge, skill, action, dan komitmen atas dasar negeri," ucapnya.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita memberikan contoh Provinsi Bali yang berhasil meningkatkan produksi sapi. Awalnya, kata Ketut, banyak pihak yang menyangsikan Bali dapat meningkatkan produksi sapi.
"Saya bilang ke Pak Gubernur, tidak ada jalan lain kecuali memang dipaksakan. Tadinya selalu dibilang tidak bisa, namun setelah kita bahas dan dilaksanakan, pelan-pelan ternyata bisa dilaksanakan“ ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya akan berfokus pada peningkatan populasi dan produksi, serta peningkatan ekspor komoditas/produk ternak. "Kita punya kegiatan Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) dengan target kelahiran 4 juta ekor melalui program inseminasi buatan dan kawin alam. Ditjen PKH juga akan melakukan peningkatan populasi sapi dalam negeri melalui impor indukan sapi," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan mengenjot ekspor produk peternakan dalam rangka mendukung program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) Mentan SYL.
Adapun kegiatan lain yang menjadi fokus adalah peningkatan status kesehatan hewan melalui penanggulangan Peyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), optimalisasi lahan sawit untuk usaha ternak sapi melalui integrasi sapi sawit, dan penurunan pemotongan betina produktif dalam mendukung peningkatan populasi dan produksi.
"Untuk mengakselerasi kinerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, kita dorong peningkatan pemanfaatan dan aksesbilitas KUR dengan target Rp 9,01 triliun, peningkatan investasi Rp 3,80 triliun, dan pengembangan UMKM sebagai lembaga pengerak dan pendorong usaha ekonomi peternakan dengan target 700 unit," tambah Ketut.
Pihaknya juga menargetkan adanya penambahan peternak milenial sebanyak 60 ribu orang dan mendorong peran Kostra Tani sebagai pendukung pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.