EKBIS.CO, Merebaknya virus korona ternyata berimbas pada strategi penjualan produk Apple. Apple memutuskan menutup sementara 42 toko mereka di Cina daratan. Padahal, Negeri Panda itu adalah pasar terbesar Apple.
Dalam pernyataannya, Apple mengatakan, mereka akan menutup toko-toko, kantor perusahaan, dan pusat layanan di Cina hingga 9 Februari. Produsen Iphone itu mengatakan, hal tersebut dilakukan sebagai tindak pencegahan dan berdasarkan saran dari pakar kesehatan.
"Hati kami bersama orang-orang yang terdampak oleh virus korona dan mereka bekerja berkejaran dengan waktu untuk mempelajarinya dan mengatasinya," kata Apple, Ahad (2/2).
Toko online perusahaan teknologi raksasa itu masih buka. Cina adalah pasar terbesar Apple setelah Amerika Serikat dan Eropa. Sebagian besar Iphone dan produk Apple lainnya juga diproduksi di negara itu.
Pada Selasa (28/1) CEO Apple Tim Cook memberitahu para analis bahwa ketidakpastian karena wabah virus ini membuat perusahaannya tidak mematok target tentang performa keuangan mereka selama beberapa bulan ke depan. Namun, Cook mengatakan, penjualan di musim tahun baru Imlek lebih baik dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya oleh para investor.
Performa di musim liburan mendorong harga saham Apple pada pekan ini. Tap,i karena ketidakpastian yang disebabkan oleh virus korona di Cina membuat harga saham itu jatuh kembali. Pada Jumat (31/1) harga saham Apple jatuh 4empat persen di angka 309,51 dolar AS.
Cook juga mengatakan kontraktor-kontraktor Apple di Cina terpaksa belum bisa membuka kembali pabrik mereka setelah tutup liburan Imlek. Cook menambahkan, perusahaan tengah mencari cara untuk meminimalisasi gangguan pada pasokan.
Beberapa pemasok produk Apple berada di Provinsi Hubei, wilayah berpopulasi 11 juta jiwa dengan ibu kota Wuhan. Virus korona ditemukan pertama kali di Wuhan pada Desember. Hingga berita ini ditulis, sudah lebih dari 14. 550 kasus dilaporkan secara global. Sekurangnya, 300 orang telah tewas akibat virus korona Wuhan ini. n lintar satria/ap, ed: yeyen rostiyani