EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia akan mengkaji dan mempelajari dampak serta pengaruh akibat keluarnya Inggris dari Uni Eropa secara resmi atau Brexit, terhadap investasi di Indonesia. Bahlil mengatakan isu Brexit telah lama bergulir dan baru-baru ini Inggris secara resmi memutuskan keluar dari Uni Eropa.
"Kita butuh kajian dan mempelajari tentang seberapa besar dampak dari keluarnya Inggris secara resmi dari Uni Eropa," ujar Bahlil Lahadalia di Jakarta, Senin (3/2).
Inggris akhirnya angkat kaki dari Uni Eropa pada Jumat (31/1) setelah 47 tahun dalam kerja bersama pasca-Perang Dunia II, untuk membangun negara-negara Eropa yang hancur sehingga menjadi kekuatan global.
Dalam pergeseran geopolitik terbesarnya sejak kehilangan kekuasaan global, Inggris meninggalkan Uni Eropa pada pukul 23.00 GMT sebagai langkah langkah awal dari era baru yang ditempuh Perdana Menteri Boris Johnson.
Duta Besar Inggris Raya untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit dapat menciptakan peluang baru dalam kerja sama dengan Indonesia.
Dia mengatakan Brexit akan mengantar Inggris terus memperkuat kemitraan dengan negara-negara lain dan membangun hubungan kuat dengan seluruh bagian dunia, termasuk Indonesia.
Pihaknya telah membuka kantor di luar Jakarta guna merespons kebutuhan atas Indonesia yang tak hanya berpusat di Jakarta. Masih banyak potensi di provinsi-provinsi besar lainnya yang ingin dijajaki oleh Inggris.
Jenkins pun menekankan bahwa hubungan dagang Inggris dengan Indonesia tak akan terdampak oleh Inggris yang meninggalkan Uni Eropa, karena selama ini kedua negara telah berbisnis dengan persyaratan Organisasi Dagang Dunia (World Trade Organization/WTO).
Selain itu, Inggris juga telah membuka kedutaan baru untuk ASEAN dan akan mendedikasikan Duta Besar baru dalam rangka memperkuat kemitraan dengan organisasi kawasan yang dianggap penting.