EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengklarifikasi bahwa tak semua impor hewan hidup dari China dilarang. Agus menyebutkan, prioritas larangan impor hewan hidup asal China menyasar jenis hewan liar (wild animal).
Hewan liar memang diyakin berpotensi menjadi perantara penyebaran virus korona (2019-nCoV) ke manusia. "Sementara kan disetop yang hewan liar. Impor-impor itu biar aman lah ya," ujar Agus di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/2).
Sementara itu, impor makanan olahan atau produk turunan dari daging tidak dilarang. Menurut Agus, makanan olahan yang diproduksi di China sudah melalu proses hilirisasi dan sterilisasi sehingga sudah aman untuk dikonsumsi.
Kementerian Perdagangan, ujar Agus, juga akan menyusun daftar rincian larangan impor hewan hidup dari China. Kemendag memang mencatat ada aktivitas impor hewan liar asal China, meski dalam jumlah kecil.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengimpor sebanyak 18 ton reptil hidup, termasuk ular dan penyu, sepanjang tahun 2019. Nilai impornya 216 ribu dolar AS.
Sebelumnya, dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor pada Selasa (4/2) kemarin, pemerintah memutuskan untuk menyetop impor hewan hidup dari China. Kebijakan ini dikeluarkan menyusul peningkatan antisipasi terhadap penyebaran virus korona di Indonesia.
Pembatasan impor masih sebatas hewan hidup, tidak termasuk produk hortikultura seperti bawang putih dan buah-buahan.