Kamis 06 Feb 2020 23:57 WIB

Pakan Ikan Mandiri Solusi Sejahterakan Pembudidaya

KKP menggenjot produksi pakan ikan untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot produksi pakan ikan untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan. Foto nelayan pembudidaya karamba ikan memberi pakan ikan kerapu, (ilustrasi).
Foto: Antara/Aji Styawan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot produksi pakan ikan untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan. Foto nelayan pembudidaya karamba ikan memberi pakan ikan kerapu, (ilustrasi).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggenjot produksi pakan ikan untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan. Melalui Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari), pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan pakan secara efisien dan berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, meyakini pakan mandiri yang dihasilkan pembudidaya saat ini telah memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dengan pakan komersial. Slamet menyampaikan inovasi formula pakan yang sudah banyak berkembang dengan penambahan silase, enzym dan penggunaan bahan baku lokal seperti Palm Karnel Milk (PKM) kelapa sawit, tanaman indigofera  atau maggot yang dikenal dengan Black Soldier Fly (BSF) berhasil meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan.

Baca Juga

Slamet mengatakan KKP melancarkan beberapa strategi yang telah diterapkan pada kelompok pembuat pakan ikan mandiri di antaranya dengan mendorong penggunaan bahan baku lokal serta penguatan kelembagaan kelompok.

"Sedangkan dari sisi regulator, KKP turut berperan dalam mengendalikan harga jual pakan mandiri serta menyediakan bantuan akses permodalan," ujar Slamet di Jakarta, Kamis (6/2).

Slamet menambahkan, KKP juga telah melaksanakan sertifikasi Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB) dalam rangka mengendalikan sistem mutu pembuatan pakan ikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya penyimpangan mutu pakan yang dapat merugikan konsumen.

Slamet menyebutkan hingga 2019, sebanyak 57 unit pembuatan pakan ikan mandiri telah mendapatkan sertifikat CPPIB dengan rincian 25 unit produsen pakan ikan mandiri skala industri, 26 unit produsen pakan ikan mandiri skala kelompok dan 6 unit produsen pakan ikan mandiri di Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP.

Slamet menambahkan, KKP akan melanjutkan strategi pengembangan pakan ikan mandiri dengan memberikan dukungan kepada pembuat pakan ikan mandiri skala kecil berupa mesin dan bahan baku pakan pada tahun ini. Selain itu akan dilakukan pembangunan pabrik pakan mandiri di sentra budidaya dan unit percontohan pakan alami.

KKP, kata Slamet, juga bekerja sama dengan Asosiasi Pakan Mandiri untuk terus melakukan pendampingan teknis dan formulasi pakan ikan kepada kelompok Gerpari Pemula, khususnya penerima bantuan mesin pemerintah serta melakukan pengembangan dan inovasi mesin pakan aplikatif yang mudah dari segi operasional dan perawatan. Slamet menyampaikan hingga November 2019, total produksi pakan mandiri secara nasional mencapai 32.557 ton. KKP menargetkan ke depan kontribusi pakan mandiri terhadap kebutuhan pakan nasional akan lebih besar lagi, di mana saat ini diperkirakan kontribusinya baru sekitar 17 persen.

"Menyikapi tantangan ketersediaan bahan baku alternatif yang berkualitas dan kontinyu, KKP telah membuka kerja sama dengan berbagai pihak seperti dengan FAO untuk menghasilkan pakan mandiri bermutu tinggi dengan bahan baku yang mudah untuk didapatkan," ucap Slamet.

Sebelumnya, kata Slamet, KKP telah bertemu dengan perwakilan Organisasi PBB untuk Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) sebagai upaya mendorong inovasi penggunaan pakan alternatif untuk budidaya ikan menggunakan Maggot atau yang dikenal dengan Black Soldier Fly (BSF).

Slamet menyampaikan dalam proyek kerja sama "Supporting Local Feed Self-Sufficiency for Inland Aquaculture in Indonesia" pada 2019, FAO juga telah berhasil memformulasi pakan ikan dengan menggunakan bahan baku PKM dengan hasil yang menggembirakan.

"Kami tentu akan menindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi penggunaan pakan alternatif maggot serta formulasi pakan ikan berbahan baku PKM ini ke pelaku pakan mandiri di daerah lain," kata Slamet.

Selain itu, lanjut Slamet, rekomendasi dari FAO seperti pentingnya proses pengeringan dan penggilingan pakan diharapkan untuk diperhatikan kepada pelaku pembuatan pakan ikan mandiri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement