EKBIS.CO, SEMARANG -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Rekayasa Industri melakukan groundbreaking pembangunan pipa gas ruas transmisi Cirebon-Semarang, di Rest Area Tol KM 379A, Ruas Tol, pada Jumat, (7/2). Acara itu dihadiri oleh Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) sekaligus ulama besar Habib Luthfi bin Yahya.
Ia menyatakan dukungannya terhadap pembangunan fasilitas tersebut. "Saya pribadi memberikan apresiasi dan dukungan penuh. Semoga dengan adanya pipa itu, akan menjadi tanda kemakmuran Indonesia," ujar Habib Luthfi dalam sambutannya.
Menurut dia, sudah waktunya Indonesia menjadi negara maju. "Sering dikatakan Indonesia negara berkembang, maka sekarang berbuahnya," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa mengatakan, pembangunan pipa gas ini dapat mendorong terbangunnya Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) di sepanjang ruas pipa. Dengan begitu akan mendukung pengembangan Kawasan-kawan industri baru di sepanjang jalur pipa Cirebon–Semarang yang akan menggunakan gas bumi sebagai energi bersih dan lebih murah dibandingkan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dalam Peraturan Presiden Nomor 79 tahun 2019 dikatakan, percepatan dan pemerataan pembangunan ekonomi Kawasan di Jawa Tengah di antaranya quick win pengembangan Kawasan Industri Kendal dan quick win Kawasan Industri Brebes. Maka Ifan berharap pembangunan ruas pipa gas Transmisi Cirebon-Semarang bisa menjadi salah satu solusi mengatasi belum optimalnya pengembangan wawasan industri yang disebabkan terhambatnya infrastruktur energi sehingga belum dapat menjamin ketersediaan pasokan dan kontinuitas energi khususnya gas bumi sebagai bahan bakar maupun bahan baku Industri di Jawa Tengah.
Selain itu, lanjutnya, di sepanjang ruas pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang, BPH Migas telah mengusulkan kepada Menteri ESDM berdasarkan usulan dari Badan Usaha untuk memasukkan WJD gas bumi yaitu Kabupaten Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes dan Cirebon agar masuk ke Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), di sepanjang ruas transmisi ini terdapat 2.632.668 Rumah Tangga yang potensial menjadi konsumen Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas) yang harganya sesuai amanat Undang-Undang ditetapkan oleh BPH Migas.
“Kemudian berkaitan ekspor gas bumi ke Singapura yang tidak akan diperpanjang pada 2023 dan akan dialihkan untuk pemanfaatan gas di dalam negeri. Maka pembangunan pipa Cirebon- Semarang akan sangat bermanfaat dalam mendukung terintegrasinya pipa gas bumi trans Sumatera dan Jawa," jelasnya.