EKBIS.CO, NEW YORK -- Whatsapp telah mengumpulkan dua miliar pengguna pada akhir 2019. Jumlah ini naik dari 1,5 miliar pengguna pada akhir 2017.
Aplikasi pesan seluler ini didirikan pada 2009 dan diakuisisi oleh Facebook pada 2014. Kesepakatan itu bernilai 19 miliar dolar AS dan merupakan akuisisi terbesar oleh raksasa media sosial hingga saat ini.
Terlepas dari ukurannya, pertumbuhan Whatsapp tetap kuat. Whatsapp telah memperoleh 500 juta pelanggan baru selama dua tahun terakhir, dilansir CNN, Kamis (13/2).
Whatsapp mempromosikan teknologi enkripsi end-to-end yang memastikan bahwa semua konten dalam obrolan dijamin secara default. Bahkan Whatsapp tidak dapat membaca pesan atau mendengarkan panggilan yang terjadi di antara para peserta percakapan.
Tetapi teknologi enkripsi telah menarik reaksi di seluruh dunia untuk alasan keamanan. Di India, dimana Whatsapp memiliki lebih banyak pengguna daripada aplikasi perpesanan domestik, pemerintah telah menyerukan peraturan yang memberikan akses ke data terenkripsi. Di Australia dan Inggris, undang-undang serupa juga sedang dibahas.
Pada Oktober, Jaksa Agung AS William Barr meminta Facebook untuk menunda rencananya untuk mengenkripsi pesan di platformnya, dengan alasan informasi yang berkaitan dengan terorisme dan perdagangan seks dapat tersebar di seluruh aplikasi pesan terenkripsi.
Whatsapp sangat mempertahankan teknologi enkripsi.
"Kami tidak akan berkompromi pada keamanan karena itu akan membuat orang kurang aman," menurut pengumuman Whatsapp pada hari Rabu (12/2).
Menurut perusahaan, untuk perlindungan yang lebih banyak lagi, Whatsapp bekerja dengan para pakar keamanan top, menggunakan teknologi terkemuka di industri untuk menghentikan penyalahgunaan serta memberikan kontrol dan cara untuk melaporkan masalah, tanpa mengorbankan privasi.