EKBIS.CO, BALI -- Petugas kesehatan di Provinsi Anhui, Cina, melaporkan, seorang wisatawan Cina yang kembali dari Bali akhir bulan lalu dinyatakan positif terdampak virus korona baru (Covid-19). Berdasarkan pemaparan, pasien yang bernama Jin itu menggunakan penerbangan dari Wuhan dengan Lion Air JT-2618 pada 22 Januari ke Bali dan kembali ke Shanghai pada 28 Januari dengan Garuda Indonesia GA-858.
"Untuk penumpang pada penerbangan yang disebutkan di atas, mohon segera memberlakukan tindakan pencegahan," tulis pemerintah Anhui dalam akun Weibo resmi mereka, Rabu (12/2).
Berdasarkan unggahan CDC Huainan di Weibo itu, pasien diketahui terinfeksi virus pada 5 Februari lalu. Dalam pernyataannya, dituliskan juga imbauan untuk tidak keluar dan segera ke rumah sakit terdekat jika demam. "Tolong gunakan masker ketika Anda bepergian ke pusat medis dan jangan menggunakan transportasi umum," lanjutnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan telah menganalisis warga negara Cina tersebut. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto menjelaskan, pemerintah telah melacak jejak WN Cina yang dilaporkan positif Covid-19, baik selama di Indonesia maupun sekembalinya ke negaranya.
Menurut dia, Jin pada 12 Januari datang ke Indonesia melalui penerbangan Wuhan-Bali dan pada 28 Januari kembali ke negaranya melalui Bali-Shanghai. “Kami sudah langsung tindak lanjuti ini," kata Yurianto.
Pemerintah melacak ke maskapai penerbangan terhadap penumpang atas nama Jin dan ditemukan terdapat di periode 12 Januari dengan dua orang bernama Jin terbang dari Wuhan ke Bali. Satu orang Jin merupakan anak-anak dan satu orang lainnya dewasa.
Sementara, pada penerbangan Bali-Shanghai tertanggal 28 Januari 2020 dari maskapai Garuda Indonesia, ditemukan enam orang penumpang bernama Jin. Namun, analisis kecurigaan hanya pada dua orang bernama Jin yang seperti penerbangan ke Indonesia.
Kamboja mengizinkan kapal pesiar MS Westerdam berlabuh dan menurunkan para penumpangnya di negara itu setelah ditolak merapat oleh lima negara atas kekhawatiran kemungkinan penumpang mengidap virus corona.
Yurianto mengatakan, Kemenkes mencoba menganalisis dengan menghitung mundur 10 hari setelah dinyatakan terkonfirmasi, yaitu pada 27 Januari 2020. Berdasarkan penelitian spesimen yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan Kemenkes pada tanggal tersebut, terdapat 14 sampel yang diperiksa dari terduga virus Covid-19 di Provinsi Bali, yaitu 12 orang WNA dan dua orang WNI. "Dan, semua hasilnya negatif," kata Yurianto.
Selain itu, Kemenkes juga melihat data kasus penyakit flu ringan dan pneumonia berat pada hari tersebut di Provinsi Bali tidak ada perubahan yang signifikan atau sama sebagaimana biasanya. "Seandainya tanggal 27 itu kemungkinan masuk virus, nggak mendukung situasi di Bali dia terinfeksi," ujar Yurianto.
Sementara, pada 28 Januari, Kemenkes juga mengecek informasi mengenai aktivitas Jin yang dilakukan setelah sampai di Shanghai, yaitu menggunakan transportasi umum. Hal itu sangat memungkinkan untuk terjadi penularan di Cina.
Hingga saat ini, pemerintah tetap melakukan pelacakan mengenai WN Cina tersebut yaitu dengan mencari tahu nama lengkapnya, melacak perjalanannya melalui imigrasi, dan bahkan hotel tempatnya menginap selama di Bali. Namun, Yurianto menjelaskan, pemerintah lebih menekankan penguatan proteksi dan kecermatan dalam mendeteksi terkait Covid-19 di Bali agar tidak menjadi episentrum baru virus tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya juga menyatakan warga negara Cina berinisial Jin yang dilaporkan terjangkit virus korona, tidak terpapar virus tersebut di Bali.
"Secara teori tidak terpapar di Bali, alasannya dia sudah meninggalkan Bali tanggal 28 Januari, kemudian masuk Cina. Setelah itu, terkena (Covid-19) tanggal 5 Februari, artinya delapan hari setelah meninggalkan Bali. Masa inkubasi normal virus itu 3-7 hari," kata dr Suarjaya, di Denpasar, Kamis.
Sedangkan untuk kemungkinan kedua, jikapun dipakai masa inkubasi yang terpanjang atau terlama yakni 14 hari, di Bali hingga saat ini juga belum ada satu pun kasus positif Covid-19 itu.
"Kalau toh dia (WN Cina tersebut--Red) yang membawa virus dan saat di Bali masih masa inkubasi, mestinya di Bali ada dong kasus. Buktinya sampai sekarang tidak ada kasus dan sekarang sudah hari ke-16, tidak ada yang terkena, Bali masih aman," ucapnya.
Jikapun terjadi kemungkinan yang terburuk ada yang tertular, Suarjaya menambahkan, Pemerintah Provinsi Bali sudah menyiapkan sejumlah langkah penanganan. Di antaranya ada tiga rumah sakit rujukan untuk mengisolasi, yakni RSUP Sanglah, RSUD Tabanan, dan RS Sanjiwani Gianyar.
Juru bicara Garuda Indonesia, Dicky Irchamsyah, mengaku belum menerima laporan terkait kasus itu. Sedangkan, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan, penerbangan JT-2618 dari Wuhan menuju Denpasar pada Rabu (22/1) telah dioperasikan sesuai prosedur.
"Sebelum keberangkatan, seluruh kru dan penumpang sudah menjalani pemeriksaan kesehatan. Dalam penerbangan ini, Lion Air membawa dua pilot, satu kopilot, enam awak kabin, dua teknisi, dan 188 tamu atau penumpang," ujar Danang menjelaskan dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Rabu (12/2).
Sehubungan dengan informasi terkait satu penumpang dari Wuhan, Lion Air menerima keterangan setelah seluruh awak pesawat dan penumpang dilakukan pemeriksaan, pengecekan oleh tim medis Kantor Kesehatan Pelabuhan/KKP Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
"Hasilnya dinyatakan tidak terindikasi atau tidak memiliki tanda-tanda terkena virus dimaksud," kata Danang. n zainur mahsir ramadhan/antara ed: fitriyan zamzami