EKBIS.CO, BANGKOK -- Pertumbuhan ekonomi Thailand akan tumbuh melambat dibandingkan prediksi tahun ini. Pernyataan itu disampaikan bank sentral Thailand dalam sebuah pertemuan awal bulan ini.
Laporan Bank Sentral Thailand menyebut risiko terus meningkat lantaran penyebaran virus corona. Virus ini disebut menyebabkan konsumsi pemerintah melambat.
Dalam pertemuan tersebut, komite kebijakan moneter (MPC) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 1 persen. Pemangkasan ini merupakan yang ketiga kalinya selama enam bulan terakhir.
"Komite melihat kebijakan moneter yang lebih akomodatif akan mengurangi dampak negatif virus corona. MPC akan menggunakan kebijakan secara tepat," kata laporan tersebut dilansir Reuters, Kamis (20/2).
Thailand merupakan negara kedua yang paling rentan terdampak virus corona secara ekonomi setelah Hong Kong. Tingginya ketergantungan Thailand terhadap perdagangan dan wisatawan China, membuat MPC didesak untuk menurunkan kembali suku bunga pada kuartal kedua.
Pada Desember tahun lalu, Bank of Thailand (BoT) memprediksi pertumbuhan ekonomia negaranya bisa mencapai 2,8 persen. Namun prediksi tersebut dikoreksi hingga di bawah 2 persen.
Jika diperlukan, Gubernur BOT Veerathai Santiprabhob, mengatakan ruang kebijakan masih cukup luas untuk membantu pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, masih terlalu dini untuk menilai apakah kebijakan pemangkasan suku bunga sudah cukup rendah atau belum.
"Ini karena situasi yang dinamis, dimana masih dibutuhkan langkah pengawasan," ujar Veerathai.