Selasa 25 Feb 2020 15:51 WIB

Holding BUMN Manufaktur Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Holding manufaktur dinilai akan berdampak maksimal dalam penyerapan tenaga kerja

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Staf ahli menteri BUMN, Arya Sinulingga.
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Staf ahli menteri BUMN, Arya Sinulingga.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mematangkan rencana pembentukan klaster atau holding BUMN manufaktur. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan pembentukan klaster atau holding manufaktur masih terus berproses.

Arya menilai langkah menyatukan BUMN manufaktur dalam satu ekosistem yang sama tentu memerlukan waktu. "Masih berproses, mudah-mudahan tahun ini selesai," ujar Arya saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Selasa (25/2).

Baca Juga

Arya menyampaikan menyatukan BUMN-BUMN manufaktur dalam satu ekosistem yang sama bertujuan guna mempercepat pertumbuhan kinerja perusahaan. Selain itu, Arya menilai klaster atau holding manufaktur juga akan berdampak lebih maksimal dalam segi penyerapan tenaga kerja.

"Manufaktur itu basis pertumbuhan industri, kalau industri pasti larinya ke produktivitas dari perusahaan dan mengarah juga ketenagakerjaan karena manufaktur paling banyak menyerap tenaga kerja," ucap Arya.

Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka Budi Noviantoro mengatakan kesiapan perusahaan dalam rencana holding BUMN manufaktur. Meski begitu, Budi tidak bisa memberikan lebih detail mengenai pembentukan klaster atau holding manufaktur.

Menurut Budi, Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno lebih tepat menyampaikan progres pembentukan holding manufaktur lantaran posisinya sebagai induk holding manufaktur.

"Kalau Inka siap menjalankan kebijakan Pak Menteri masuk di holding manufaktur," ucap Budi.

Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry mengatakan rencana pembentukan holding manufaktur masih dalam kajian. Kajian tentang rencana pembentukan holding manufaktur telah dilakukan sejak Desember lalu.

"Ini sedang dikaji, mungkin waktu dekat akan diumumkan oleh Kementerian BUMN seperti apa," ujar Harry saat Ngobrol Pagi bareng Barata Indonesia di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (21/2).

Barata, kata Harry, akan menjadi pemimpin holding sebagai koordinator bagi PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT Industri Kereta Api (Persero), PT Industri Kapal Indonesia (Persero). Harry menjelaskan kajian yang sedang dilakukan juga akan membangun model holding ke depan.

"Ini kita bicaranya enam perusahaan itu sedang dikaji mau digabung, diholding, atau dilebur," ucap Harry.

Harry menyerahkan keputusan ini kepada Kementerian BUMN. Harry menyampaikan keputusan tentang model holding ditargetkan rampung pada tahun ini.

"Sedang dikaji, pertimbangannya harus bermanfaat buat industri manufaktur keseluruhan sekaligus menyehatkan perusahaan," lanjut Harry.

Harry menyampaikan Barata Indonesia memiliki target menjadi pemimpin pasar dalam memberikan solusi infrastruktur langan, energi dan sumber Daya Air . Menurutnya, itu semua tidak akan berjalan dengan baik, tanpa adanya dukungan penuh dari pemerintah terhadap kemajuan industri manufaktur nasional.

"Selama 20 tahun terakhir, dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang stagnan, peran sektor industri manufaktur terus menurun," ungkap Harry.

Menurut Harry, minimnya keberpihakan kepada industri manufaktur nasional, juga menjadi salah satu faktor. Karena itu, untuk memajukan sektor ini perlu kebijakan dan pengawasan yang ketat dalam meningkatkan TKDN di semua proyek-proyek strategis nasional.

Harry menyambut positif upaya Menteri BUMN Erick Thohir membentuk klaster manufaktur untuk penyehatan dan

konsolidasi BUMN di bidang industri berat dan perkapalan dalam rangka menjaga ekosistem keberlanjutan industri manufaktur sebagai penggerak ekonomi nasional.

Harry menyampaikan terdapat beberapa cara dalam menjaga ekosistem yang saling bersinergi untuk industri manufaktur ialah perlunya pemerintah mengawasi pemanfaatan industri manufaktur dalam negeri pada setiap pembangunan investasi serta mendorong tumbuhnya ekspor melalui insentif fiskal dan moneter.

"Klaster manufaktur dapat berperan dalam menyatukan sumber daya supaya tidak terjadi duplikasi melalui inovasi, efisiensi, dan produktivitas, sehingga peran industri dalam negeri dapat berjalan optimal dan berdaya saing," kata Harry menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement