EKBIS.CO, ROMA -- Pemerintahan Italia akan melakukan sejumlah langkah senilai 3,6 miliar euro atau hampir 4 miliar dolar AS untuk membantu menahan perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona. Rencana ini disampaikan Menteri Ekonomi Roberto Gualtieri, Ahad (1/3).
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar La Reppublica, Gualtieri mengatakan, anggaran yang disiapkan pemerintah itu setara dengan 0,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Langkah terdekat adalah meluncurkan paket bantuan senilai 900 juta euro untuk daerah yang terkena dampak terburuk.
Dilansir di Reuters, Ahad, Guialteri mengatakan bahwa rancangan kebijakan baru ini akan mencakup pemotongan pajak untuk perusahaan yang melaporkan penurunan pendapatan 25 persen. Dana tambahan untuk layanan kesehatan juga akan disiapkan.
"Saya ingin meyakinkan masyarakat Italia bahwa kami sangat sadar akan masalah yang terjadi dan dampaknya," ujar Gualtieri.
Gualtieri optimistis, Uni Eropa akan menyetujui kebijakan yang berdampak pada kenaikan target defisit Italia. Menurutnya, menteri-menteri di Eropa pun akan berbicara pada pertengahan pekan ini untuk membahas situasi ekonomi di tengah virus corona.
Di kawasan Eropa, Italia dikenal sebagai negara dengan tumpukan utang terbesar setelah Yunani. Tapi, Gualtieri mengatakan, keuangan publik berada dalam kondisi solid. Kondisi defisit tahun 2019 pun diprediksi baik. Nilainya diperkirakan 1,6 sampai 1,7 persen terhadap PDB, lebih kecil dibandingkan target semula, yakni 2,2 persen. Data resmi baru dirilis Senin (2/3) waktu setempat.
Untuk tahun ini, Italia memperkirakan defisit keuangannya akan mencapai 2,2 persen, sementara pertumbuhan ekonomi di kisaran 0,6 persen. Pemerintah belum mengeluarkan angka revisi.
Politisi oposisi mengatakan, rencana tersebut terlalu sedikit. Pimpinan ‘sayap kanan’ Matteo Salvini menuntut, pemerintah setidaknya mengeluarkan 20 miliar euro untuk membantu mendukung perekonomian domestik.
Italia sudah mendaftarkan lebih dari 1.100 kasus virus corona, setelah kasus pertama dikonfirmasi di daerah Utara pada 20 Februari. Sedikitnya, 29 orang telah meninggal dunia.
Sekitar 90 persen dari seluruh kasus yang dikonfirmasi di Italia datang dari tiga wilayah terkaya di negara tersebut. Mereka adalah Lombardy, Veneto dan Emilia Romagna.
Sekolah dan universitas masih menghentikan aktivitasnya sampai saat ini. Banyak perusahaan telah melaporkan penurunan pendapatan karena orang-orang mengambil saham di tengah ketakutan dampak virus corona terhadap pasar keuangan.
Dampak besar terutama dirasakan dari sektor pariwisata yang memiliki kontribusi 13 persen terhadap PDB. Hotel-hotel di Roma melaporkan, setidaknya 90 persen kunjungan sudah dibatalkan untuk bulan Maret.
Kondisi itu dikarenakan beberapa negara membatasi penerbangan ke Italia. Salah satunya, Turki yang melarang semua penerbangan ke dan dari Italia pada Ahad. American Airlines pun menangguhkan penerbangan AS ke Milan, ibukota Lombardy, hingga 24 April.
Pada Sabtu (29/1), pemerintahan AS juga menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lombardy atau Veneto, termasuk tempat-tempat wisata seperti Venesia dan Verona.