Senin 02 Mar 2020 18:56 WIB

Maret 2020 akan Jadi Embrio Masuknya Investasi Pertanian

Kehadiran pebisnis mancanegara diyakini membuka peluang investasi pertanian.

Red: Hiru Muhammad
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko bersama pengurus pusat menggelar konferensi pers mengenai penyelenggaraan Asian Agriculture & Food Forum (Asaff) 2020 di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (9/1).
Foto: dok HKTI
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Moeldoko bersama pengurus pusat menggelar konferensi pers mengenai penyelenggaraan Asian Agriculture & Food Forum (Asaff) 2020 di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (9/1).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Dalam waktu dekat akan ada forum pertemuan besar antarpelaku bisnis dan pegiat pertanian Asia di Jakarta. Pertemuan tersebut diproyeksikan dapat menjadi momen masuknya aliran investasi riil di bidang pertanian sekaligus membuka peluang ekspor produk pertanian Indonesia. 

Forum tersebut ialah Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2020 yang akan berlangsung pada 12 hingga 14 Maret 2020 di Jakarta Convention Center atas inisasi  Moeldoko selaku ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). 

Moeldoko mengharapkan ASAFF 2020 dapat menjadi embrio yang menjembatani para petani dengan pengusaha dalam negeri maupun luar negeri. "Kita harapkan akan terjadi transaksi," kata Moeldoko.

Menurut Moeldoko, forum internasional tersebut akan menghadirkan pelaku bisnis dari berbagai negara Asia seperti Republik Rakyat China, Vietnam, Thailand, Jepang, Malaysia, Singapura, Filipinan, dan beberapa negara lainnya termasuk negara non-Asia. Selama ASAFF berlangsung mereka akan terlibat dalam  forum bisnis, konferensi, pemeran pertanian Asia.

Kehadiran para pelaku bisnis dari berbagai negara inilah yang diyakini akan membuka peluang investasi serta mendorong peningkatan ekspor produk pertanian nasional. Forum tersebut diharapkan mencetak transaksi bisnis pertanian dengan disepakatinya kerja sama antar korporasi yang direalisasikan.

Hanya saja, Moeldoko belum dapat menyebut seberapa besar potensi investasi maupun nilai ekspor yang bisa dijajaki. "Sementara ini saya belum bisa memproyeksikannya. Tapi ini setidaknya bisa menjadi jembatan," ujarnya.

Sebagai ilustrasi, menurut Asia Food Challenge Report, Asia membutuhkan investasi hingga USD 800 miliar atau sekitar Rp 11.000 triliun untuk pangan. Ini mengacu pada laporan dari PwC, Rabobank, dan perusahaan investasi Temasek.

Modal itu dibutuhkan untuk menghadapi kemungkinan krisis pangan dalam 10 tahun ke depan sesuai dengan kenaikan tingkat populasi Asia. "Asia tidak dapat memberi makan dirinya sendiri, dan perlu menginvestasikan USD 800 miliar lagi, dalam 10 tahun ke depan untuk menghasilkan lebih banyak makanan, dan memenuhi kebutuhan kawasan," kata laporan tersebut. 

Dengan investasi USD 800 miliar, dapat digunakan untuk industri pangan pertanian Asia, serta untuk bidang teknologi dan inovasi, yang bisa menjadi jalan keluar mengatasi permasalahan pangan. Memecahkan problem ini tentu membutuhkan kolaborasi semua stakeholder pertanian dan pemerintah. Perlu ada dialog komprehensif. ASAFF menawarkan wadah untuk itu. 

ASAFF dapat menjadi arena diskusi dan dialog membahas isu-isu mengenai pangan, air, dan energi. Sebab, pangan, air, dan energi akan menjadi komoditas strategis yang selama ini menjadi isu dunia, seperti minyak bumi dan sumber daya alam. "Indonesia dan kawasan Asia memiliki peran strategis mengingat potensi dan sumber daya alam mendukung untuk memenuhi kebutuhan pangan, air, dan energi dunia, khususnya memenuhi kemandirian di kawasan Asia. Indonesia, salah satunya, sedang mengembangkan bio-energy, antara lain mengembangkan bahan bakar Bio Solar B30, di mana sebanyak 30 persen dalam bahan bakar minyak tersebut bersumber dari pertanian," ujar Moeldoko yang juga Kepala Staf Presiden RI.

Dalam forum internasional ini seluruh pemangkukepentingan pertanian dan pemerintah akan duduk bersama mendiskusikan berbagai isu-isu strategis pertanian.  Event ini juga akan membangun kerjasama Government to Government (G2G) dan Business to Business (B2B) dalam kebijakan pertanian, budidaya pertanian, teknologi pertanian, dan bisnis sektor pertanian. Pertanian dimaksud adalah dalam artian yang luas yakni meliputi pertanian, perikanan, dan peternakan.

Tujuan akhirnya adalah melalui  ASAFF 2020 diharapkan tercipta sinergi dan kolaborasi negara-negara kawasan Asia dalam membangun kemandirian dan ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan di Asia dan menjadi penyuplai utama pangan dunia.

ASAFF 2020 mengusung tema "Asian Agriculture Colaboration in Global Economic Competition". Ada tiga hal strategis yang menjadi isu utama dunia saat ini dan ke depan, yaitu Pangan, Air, dan Energi. Ketiga hal tersebut akan menjadi komoditas strategis yang menggeser komoditas-komoditas yang selama ini menjadi isu dunia, seperti minyak bumi dan sumber daya alam.

Forum ini merupakan gelaran kedua setelah yang kali pertama berlangsung pada 2018 yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Lewat ASAFF, Moeldoko ingin agar kolaborasi pemangku kepentingan sektor pertanian diwujudkan dalam kerja sama yang nyata.

Sesuatu yang spesial dalam ASAFF kali adalah adanya keikutsertaan kaum milenial. Salah satunya ada talk show yang akan melibatkan generasi milenial agar mau menjadi petani dan memajukan sektor pertanian di Indonesia.

Alhasil selain membahas peluang kolaborasi pertanian di kawasan Asia, seluruh pihak yang terlibat dalam ASAFF juga mengusung potensi generasi muda untuk mendukung smart farming dan digital farming. "Diharapkan, apa yang dijajaki semua nanti bisa direalisasikan dalam aksi dan kolaborasi strategis," tutur Moeldoko. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement