EKBIS.CO, JAKARTA -- Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengimbau agar masyarakat tidak melakukan panic buying atau aksi borong dan membeli kebutuhan secukupnya saja. Seperti diketahui, masyarakat mulai panik karena berita yang disampaikan Presiden Joko Widodo terkait dua orang Indonesia positif terjangkit virus Corona.
Ketua Umum Hippindo Budiharjo Iduansjah menyatakan, persediaan barang pada gerai anggota Hippindo cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Kami telah berkoordinasi dengan asosiasi produsen danbsupplier distributor untuk memastikan persediaan guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat," ujarnya melalui siaran pers pada Senin (2/3).
Hippindo yang beranggotakan lebih dari 200 perusahaan ritel akan senantiasa mendukung pemerintah dalam mengambil berbagai langkah yang diperlukan atas issue global yang saat ini sudah merebak di seluruh dunia. Budi menambahkan, dengan jumlah gerai 50 ribu lebih di seluruh Indonesia, Hippindo dapat menjadi partner pemerintah dalam mengupayakan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
Sementara, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menyatakan, virus corona yang menyerang berbagai negara, turut memengaruhi dunia usaha Tanah Air. Apalagi pada hari ini, Presiden Joko Widodo pun mengumumkan, wabah tersebut telah masuk Indonesia.
"Tentunya (berpengaruh), makannya kan kita baru dpt info hari ini ada virus corona ya kan. Jadi Hipmi nanti akan berpikir bagaimana menyiasati hal tersebut, tentunya pasti ada efek (ke dunia usaha)," ujar Ketua Bidang Ekraf Pariwisata Koperasi UMKM Badan Pengurus Pusat Hipmi Rano Wiharta kepada wartawan, saat ditemui di Kementerian Koperian dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Jakarta, Senin, (2/3).
Menurutnya, kabar hari ini yang menyebutkan dua orang Indonesia terkena virus corona cukup mengejutkan. "Ini baru hari ini ya kan, makanya Hipmi mau menanggulangi," tegas dia.
Dalam kunjungannya ke Kemenkop UKM, Rano menjelaskan, sebagaian besar anggota Hipmi merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). "Jadi paradigma orang di luar yang bilang anggota Hipmi pelaku usaha ke atas itu salah, karena hampir 30 persen sampai 40 persen, anggota kami UMKM," jelasnya.