LOMBOK TIMUR -- Kawasan lereng Gunung Rinjani, tepatnya di wilayah Kecamatan Sembalun Lombok Timur sudah lama dikenal sebagai sentra produksi bawang putih. Didukung agroklimat yang sesuai dan petani yang sudah berpengalaman, menjadikan Sembalun sebagai kawasan andalan produksi bawang putih nasional. Bahkan produktivitas bawang putih yang dihasilkan dari kawasan tersebut menjadi yang tertinggi di Indonesia. Produksi dari daerah tersebut juga digadang mampu mensuplai kebutuhan benih nasional.
Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, saat melakukan kunjungan kerja masa reses persidangan dalam rangka pemantauan kesiapan produksi bawang putih di Kecamatan Sembalun Lombok Timur NTB (2/3), meyakini kawasan Sembalun mampu menjadi sentra benih bawang putih unggulan nasional. "Saya yakin kawasan ini mampu menyediakan benih bawang putih lokal, baik dari lahan yang dibiayai oleh APBN, kemitraan importir maupun swadaya petani. Kami mewakili rakyat Indonesia hadir kesini bukan sekedar jalan-jalan. Tapi kami ingin menyelesaikan seluruh permasalahan bawang putih yang ada. Jangan ada yang ditutupi," ujar Sudin yang hadir bersama Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, PT. Pupuk Indonesia, PT Pertani, PT Sang Hyang Seri, Perum BULOG, Perbankan dan dinas terkait setempat.
Dihadapan para petani seusai meninjau kawasan bawang putih seluas 50 hektar di Desa Sajang Sembalun, Sudin minta agar jangan sampai ada tumpang tindih antara lahan yang dibiayai APBN dengan lahan yang dibiayai melalui kemitraan importir. “Kami bersama seluruh stake holders langsung terjun fokus selesaikan masalah. Sampaikan semua permasalahan secara transparan. Jangan bohong,” ujar wakil rakyat dari Dapil Lampung I tersebut.
Menanggapi sinyalemen tersebut, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto, mengimbau Dinas Pertanian Kabupaten sentra bawang putih seluruh Indonesia agar melakukan pemisahan (delineasi) yang jelas antara lokasi pengembangan yang dibiayai APBN dengan pengembangan kemitraan bersama importir. “Dalam Petunjuk Teknis Kegiatan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2020, sudah jelas mengatur pemisahan atau delineasi yang tegas antara kawasan APBN dengan lahan kemitraan importir, setidaknya sampai level wilayah kecamatan. Semuanya harus jelas agar tidak terjadi klaim pertanaman bawang putih. Mari sama-sama kita tingkatkan produksi bawang putih di dalam negeri. Tapi tolong jangan ada dusta diantara kita,” tutur pria yang akrab disapa Anton tersebut.
Lagipula, ujar dia, sejak 2017 hingga 2019 pihaknya sudah mengalokasikan anggaran Hortikultura ke Kabupaten Lombok Timur senilai Rp 229 miliar. Khusus untuk pengembangan kawasan bawang putih kami alokasikan Rp 109 miliar, atau setara 3.967 ha.
"Pemerintah serius mendukung pengembangan hortikuktura khususnya bawang putih di Sembalun, Lombok Timur. Bahkan kita beri kewenangan penuh daerah untuk mengelola sendiri melalui Tugas Pembantuan (TP) Mandiri," imbuhnya. Menurut catatan pihaknya, sejak 2017 hingga 2019 terdapat 16 importir yang bermitra dengan petani Sembalun untuk menanam bawang putih sesuai Peraturan Menteri Pertanian. "Luasannya mencapai 993 hektar,” tukas Anton.
Dikonfirmasi di tempat yang sama, Direktur Perbenihan Hortikultura , Sukarman mengatakan pihaknya bersama Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih akan mengawal proses sertifikasi benih bawang putih yang dihasilkan oleh para petani Sembalun.
“Bawang putih di Sembalun memang kita fokuskan produksinya untuk mensuplai kebutuhan benih bawang putih nasional. Terbukti permintaan benih dari Sembalun diari berbagai propinsi sangat tinggi. Kami akan kawal proses sertifikasinya dengan baik. Jangan karena permintaan benih yang tinggi, melabel begitu saja sesuai pesanan tanpa prosedur yang benar,” ungkap Sukarman, yang saat ini juga menjabat sebagai Plt. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat.
Sukarman menyebut Pengawasan dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih sangat penting dalam menjamin kesuksesan pengembangan kawasan bawang putih. "Pengawasan seluruh mata rantai produksi benih bawang putih, sejak dari lahan hingga penyalurannya, akan menjamin tersedianya benih yang unggul sehingga produksi juga meningkat. Kita berharap tidak ada lagi cerita petani yang dirugikan akibat ulah oknum penyedia benih yang curang," tandasnya.
Samiri, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Sembalun mengaku siap mengawal produksi benih bawang putih di daerahnya. “Potensi untuk pengembangan bawang putih di Kecamatan Sembalun sangat besar. Tahun 1984-1995 bawang putih Sembalun pernah berjaya. Melalui program pemerintah, bukan tidak mustahil kejayaan itu dapat dikembalikan lagi. Kami sudah menanam bawang putih secara turun temurun, bahkan saat wilayah lain tidak lagi menanam bawang putih, kami masih bertahan. Pada musim tanam 2020, hingga hari ini saja sudah tertanam sekitar 514 hektar. Melihat antusiasme petani, saya yakin luasannya akan terus bertambah” pungkas Samiri optimis.
Hingga saat ini, ketergantungan yang masih tinggi terhadap bawang putih asal impor kerap memicu fluktuasi harga dan berbuntut inflasi pada bulan-bulan tertentu. Terlebih jika terjadi gangguan pasokan dari negara asal terutama China. Sementara produksi di dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi yang diperkirakan mencapai lebih dari 500 ribu ton setahun.
Berdasarkan data Angka Sementara BPS, produksi bawang putih nasional tahun 2019 mencapai 88.437 ton. Sentra utamanya ada di Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. Provinsi NTB mampu menyumbang produksi 34,4 persen dari total produksi bawang putih nasional atau setara 30.453 ton. Sementara, produksi dari Sembalun mendominasi dengan kontribusi 56,6 persen dari total produksi NTB atau setara 17.235 ton. Tahun 2019 lalu, luas panen bawang putih Lombok Timur tercatat 1.453 hektar dengan produktivitas mencapai 11,86 ton per hektar. Capaian produktivitas tersebut menjadi yang tertinggi secara nasional.