EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pefindo Biro Kredit mencatat perubahan risk grade debitur yang lebih baik. Hal ini terlihat dari penurunan scoring debitur high risk menjadi 12,19 persen pada 2019 dari 12,38 persen pada 2018.
Direktur Utama Pefindo Biro Kredit Yohanes Arts Abimanyu mengatakan perubahan risk grade debitur mencakup populasi bank umum, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan perusahaan pembiayaan.
“Pola perilaku membayar kredit masyarakat Indonesia mengalami penurunan atau pergeseran. Artinya positif, perilaku membayar semakin baik dan displin,” ujarnya saat konferensi pers di Restoran Batik Kuring, Jakarta, Rabu (4/3).
Yohanes menjelaskan perubahan risk grade debitur disebabkan oleh kesadaran masyarakat membayar kredit masing-masing. Hal ini sejalan dengan sosialisasi perusahaan yang semakin membaik.
“Masyarakat sadar dengan profil risiko kredit dengan patuh membayar dan semakin taat mendapatkan pinjaman kredit,” jelasnya.
Menurutnya perusahaan melihat perilaku masyarakat membayar sesuai dengan kewajiban masing-masing dan kredit risikonya. Terpenting, masyarakat memiliki kemauan dan kemampuan.
“Paling penting kami melihat kemauan. Kami juga membuat kredit scoring perilaku membayar yang menjadi komponen utama, kami tidak menggunakan kolateral,” ucapnya.
Sementara Senior Vice President Head of Research and Development Pefindo Biro Kredit Lucky Herviana menambahkan perusahaan berupaya mengembangkan produk baru seperti IdAlternative Score yang mencakup data dari BPJSTK, Taspen, DJP, APPI dan Telcosore (data XL).
“Kami akan mengeluarkan produk alternatif scoring karena penduduk Indonesia yang sudah masuk ke lembaga jasa keuangan hanya 130 juta, jadi masih ada sisa yang belum masuk akses keuangan,” jelasnya.