EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk mengejar target realisasi lifting minyak sebesar 1 juta barel per hari. Indonesia memang sempat berjaya dengan angka produksi minyak siap jual di atas 1 juta barel per hari. Namun pada 2019 lalu, realisasi lifting minyak hanya 746 ribu barel per hari. Angka pun masih 96,3 persen dari target di APBN 2019 sebesar 775 barel minyak per hari.
"Tadi mengenai masalah lifting minyak. Produksi minyak kita, lapangan-lapangan kita kan sudah menurun. Memang kita punya target dalam 10 tahun (tahun 2030) bisa mengembalikan produksinya menjadi 1 juta barel per hari," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan hasil rapat bersama Presiden Jokowi, Rabu (4/3).
Sejumlah langkah pun disusun demi menggenjot angka produksi, antara lain menjaga laju produksi lapangangan eksisting, menyegerakan produksi lapangan terbukti, hingga menjalankan enhanced oil recovery (EOR). Jurus lain yang harus segera dilakukan, ujar Arifin, adalah reaktivasi 13.000 eks sumur pengeboran yang sudah ditinggalkan.
"Nah ini kalau kita melakukan reaktivasi kita masih bisa berharap ini menghasilkan tambahan produksi minyak. Kita perlu memobilisasi tenaga ahli, peralatan, untuk bisa mengoptimalkan produksinya. Ini mengenai program peningkatan produksi minyak kita," jelas Arifin.
Program reaktivasi sumur-sumur yang tak lagi berproduksi ini akan difokuskan di 10 lokasi potensial, termasuk di dalamnya terdapat di 28 wilayah kerja. Reaktivasi sumur ini bisa dilakukan dengan menggandeng partner dalam atau luar negeri.
"Kita harus memiliki program yang masif dan optimalkan sumber yang ada. Mudah-mudahan kita bisa kembalikan dari 700.000 barel per hari ke 1 juta, 10 tahun," jelasnya.
Arifin menambahkan, Indonesia memiliki lebih dari 100 cekungan minyak yang potensial dieksplorasi dan eksploitasi. Hingga saat ini, lanjutnya, baru separuh cekungan yang sudah berproduksi.
"Jadi ini kita masih memiliki potensi besar. Mudah-mudahan masih ada discovery yang besar-besar," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (persero) Nicke Widyawati menyebutkan bahwa pihaknya siap mendukung program pemerintah untuk mengembalikan lagi angka lifting minyak menjadi 1 juta barel per hari. "Sedang dikaji," ujar Nicke singkat.