EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional, Anton Muslim Arbi berharap Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RPIH) untuk bawang putih segera keluar. Sebab menurutnya, saat ini pasokan bawang putih mulai menipis.
Muslim mengatakan proses perizinan yang lama dapat membuat harga bawang putih terus tinggi jelang periode Puasa dan Lebaran. "Kalau semua sudah oke, diproses, supaya izin cepat keluar," katanya.
Muslim Arbi mengatakan importir memerlukan kepastian apalagi terdapat dugaan proses keluarnya izin yang lama terjadi bukan karena persoalan teknis. Ketua II Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Valentino juga mengharapkan izin impor cepat keluar agar bawang dapat cepat tiba ke Indonesia.
Menurutnya, Surat Perizinan Impor (SPI) itu seharusnya cepat diterbitkan terutama bagi perusahaan yang sudah jelas proses administrasinya dan rekam jejaknya memadai.
"Dari SPI yang terbit 26 Februari lalu sebanyak 25.800 ton, hanya satu anggota Pusbarindo yang memperoleh SPI yaitu 800 ton, kurang lebih tiga persen saja," kata Valentino.
Ia mengatakan proses izin yang lambat dapat membuat stok bawang putih pada Puasa dan Lebaran tidak mencukupi di pasaran sehingga harganya naik. "Kira-kira kebutuhan sampai dengan Mei nanti adalah 160.000 ton. Ada potensi kekurangan stok 100.000 ton," ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) hingga Maret 2020 telah menerbitkan SPI untuk komoditas bawang putih sebanyak 34.825 ton kepada para importir yang sudah mengajukan permohonan impor.
Kemendag mengakui tidak langsung menerbitkan SPI secepatnya karena ada proses kehati-hatian akibat terdapat perusahaan baru yang ikut dalam proses impor. Sementara itu, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura telah menerbitkan izin Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk bawang putih sebesar 103.000 ton dari China.