Jumat 13 Mar 2020 00:36 WIB

Bulog Banyumas Ditargetkan Serap Beras Petani 29 Ribu Ton

Angka penyerapan beras petani jauh lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Rep: eko widiyatno/ Red: Hiru Muhammad
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso meninjau kesiapan Gudang Beras Bulog Wilayah DKI Jakarta dan Banten dalam menyambut Bulan Puasa dan Lebaran, Kamis (27/2). (Republika/Dedy D Nasution)
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso meninjau kesiapan Gudang Beras Bulog Wilayah DKI Jakarta dan Banten dalam menyambut Bulan Puasa dan Lebaran, Kamis (27/2). (Republika/Dedy D Nasution)

EKBIS.CO, PURWOKERTO -- Target penyerapan beras hasil panen petani oleh Bulog Cabang Banyumas sudah ditetapkan. Selama tahun 2020 ini, Bulog Cabang Banyumas yang mengatasi wilayah eks Karesidenan Banyumas hanya ditargetkan menyerab beras sebesar 29 ribu ton. "Mulai awal panen bulan April besok kita sudah mulai melakukan penyerapan," kata Kepala Bulog Cabang Banyumas Dani Satrio, Rabu (11/3).

Angka penyerapan beras petani yang dilakukan Bulog Banyumas ini jauh lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ketika pemerintah masih menerapkan program raskin, Bulog Banyumas rata-rata memiliki target penyerapan beras petani di atas 50 ribu ton per tahun. Penyerapan sebanyak itu dilakukan karena beras yang dibagikan dalam program raskin seluruhnya berasal dari Bulog.

Namun, dengan perubahan program menjadi bantuan pangan nontunai (BPNT), Bulog tidak lagi memiliki kewenangan sebagai pelaksana program. Program BPNT di Kabupaten Banyumas sepenuhnya dilakukan Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, dan Desa.

Meski ada komoditas beras yang disalurkan dalam program BPNT, pengadaannya tidak lagi menjadi monopoli Bulog. "Di wilayah eks Karesidenan Banyumas tidak semua kabupaten mengambil beras Bulog dalam program BPNT. Hanya Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, dan Cilacap. Itu pun baru dimulai tahun 2020 ini. Kabupaten Purbalingga sampai sekarang tidak menggunakan beras Bulog dalam program BPNT-nya," katanya.

Meski target penyerapan tidak terlalu besar, dia menegaskan, stok beras yang dimiliki Bulog masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dia enggan menyebtutkan jumlah stoknya. "Pokoknya masih sangat sangat cukup," katanya menegaskan.

Mengenai perkiraan panen musim rendeng 2020 ini, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyumas, Widarso, menyebutkan beberapa area sawah di Banyumas saat ini sebenarnya sudah ada yang panen. Namun, luas areanya masih sedikit. Area itu merupakan area sawah yang bisa melakukan musim tanam lebih awal karena tidak kesulitan air. "Luasnya hanya sekitar 1.000 hektare," katanya.

Sementara itu, sawah lainnya kebanyakan baru akan mulai panen sejak akhir Maret atau awal April. "Jadi, musim panen rayanya ya sekitar bulan April itu," katanya.

Soal harga gabah hasil panen, dia mengaku, harga gabah saat ini masih cukup tinggi. Harga gabah kering panen (GKP) masih sekitar Rp 4.500-Rp 5.000 per kg. Namun, tingkat harga tersebut biasanya akan terus merosot seiring dengan makin banyaknya area sawah yang memasuki panen. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement