Kamis 12 Mar 2020 14:35 WIB

Sri Mulyani: Kita Ingin Ekonomi Syariah Lebih Membumi

Instrumen syariah bukan sesuatu yang eksklusif, yang ruwet.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Wakil Presiden Maruf Amin, bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla serta Menteri Keuangan Sri mulyani usai rapat jajaran pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/3).(Republika/Fauziah Mursid)
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin, bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla serta Menteri Keuangan Sri mulyani usai rapat jajaran pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/3).(Republika/Fauziah Mursid)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Keuangan selaku Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Sri Mulyani mengungkapkan keinginan membumikan ekonomi syariah kepada masyarakat secara lebih luas. Sri mengatakan, program kerja IAEI untuk empat tahun ke depan akan memfokuskan ekonomi syariah sebagai bagian ekosistem ekonomi nasional.

Itu disampaikan Sri usai beraudensi Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang juga Ketua Dewan Penasehat IAEI dan juga Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Pertimbangan IAEI di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (12/3).

"Fokusnya untuk tahun pertama ini supaya bisa betul-betul bergerak, pada dasarnya dari seluruh wakil ketua ide atau konsepnya bagaimana membuat ekonomi Islam itu bisa membumi dan betul betul bisa jadi bagian ekosistem dalam ekonomi nasional yang lebih inklusif," ujar Sri.

Sri mengungkapkan, keinginan menyosialisasikan konsep ekonomi syariah bukan sesuatu yang eksklusif dan rumit. Ia menerangkan, seperti halnya konsep ekonomi konvensional, ekonomi syariah terdiri atas  produk keuangan, perbankan, asuransi, pasar modal.

Sehingga bisa dijadikan pilihan alternatif bagi masyarakat. Karena itu, masyarakat diharapkan lebih familier dengan ekonomi syariah.

"Instrumen syariah bukan sesuatu yang eksklusif, yang ruwet yang kita nggak ngerti, tapi sebenarnya sama saja pilihannya seperti Anda mau menaruh uangnya di bank ataukah Anda mau beli surat berharga atau beli saham, tapi dia sama," ujar Sri.

Namun, Sri mengungkapkan, dalam pembicaraan IAEI tadi juga membahas pengumpulan sosial (social fund) seperti zakat dan wakaf. Saat ini, sudah banyak beberapa program untuk mengembangkan seperti indeks wakaf dan indek zakat.

Selain itu, ekonomi syariah juga sudah masuk ke usaha mikro, kecil,dan menengah (UMKM). Ia menjelaskan, program-program pemerintah seperti ultra mikro, mekar, KUR sampai kredit perumahan dimana produknya bisa memberikan pilihan sifatnya syariah.

"Sampai kepada inovasi baru seperti yang baru diterbitkan oleh pemerintah yaitu sukuk wakaf link, ini yang baru saja kita terbitkan merupakan suatu produk baru yang kita harapkan membuat masyarakat sadar instrumen syariah bukan sesuatu yang eksklusif," ujarnya.

Tak hanya itu, Sri mengatakan ekonomi syariah juga akan terus masuk ke sektor riil seperti industri halal, mulai dari makanan halal hingga wisata halal. Menurut Sri, tujuannya agar masyarakat ikut bersama-sama dalam menggenjot sektor ekonomi syariah.

Sementara, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Pertimbangan IAEI menekankan, agar ekonomi syariah lebih efisien dibandingkan sistem ekonomi sudah ada. Itu kata JK, sebagai kunci agar ekonomi Islam bisa berkembang di Indonesia.

"Pendek saja, suatu sistem yang baru atau soal apa, harus lebih baik daripada sistem yang lain, jadi ekonomi syariah harus lebih efisien, jadi gimana membawa ekonomi Islam sistem ini, jangan rumit," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement