Selasa 17 Mar 2020 12:09 WIB

Bulog: 72 Ribu Ton Beras Terjual ke Ritel Modern

Mayoritas beras Bulog terjual melalui toko ritel di wilayah Jakarta.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah pekerja mengangkat beras vakum di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2).(Republika/Thoudy Badai)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sejumlah pekerja mengangkat beras vakum di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (27/2).(Republika/Thoudy Badai)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan, prospek bisnis penjualan beras melalui toko ritel modern cukup positif disambut konsumen. Area penjualan beras Bulog baik kualitas medium maupun premium melalui toko ritel modern akan terus diperluas seiring dikenalnya beras oleh masyarakat.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, total beras Bulog yang terjual ke masyarakat melalui toko ritel modern sejak awal hingga pertengahan Maret 2020 sebanyak 72 ribu ton. Mayoritas beras terjual melalui toko ritel di wilayah Jakarta. 

Baca Juga

"Ini bagus prospeknya, awalnya penjualan hanya di Jakarta saja, sekarang kita kembangkan ke tujuh wilayah di Indonesia," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Selasa (17/3).

Ia menjelaskan, enam wilayah pengembangan untuk pasar beras Bulog di toko ritel modern yakni di Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, serta Medan. Pengembangan wilayah penjualan diharapkan bisa membantu Bulog untuk memperbesar penjualan penyaluran/penjualan beras Bulog yang terhambat akibat perubahan program bantuan pangan.

Adapun, Bulog tidak menargetkan volume maupun nilai penjualan beras melalui toko ritel. Target penjualan ditentukan oleh masing-masing wilayah yang mengelola bisnis di lapangan. "Kita siapkan beberapa jenis beras dan ukuran karena tidak ada instruksi khusus dari pihak ritel," ujarnya.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan, masih dibutuhkan waktu agar beras Bulog lebih dikenal konsumen ritel.

"Kemitraan sudah berjalan dan kita harapkan ini bisa menambah varian pilihan konsumen karena selama ini ritel hanya menjual beras premium dengan minimal kemasan 5 kilogram," kata Ketua Aprindo, Roy Nicholas Mandey.

Roy mengatakan, kerja sama antara Bulog dan ritel modern dilakukan  secara business to business (B to B) atau antara Bulog dengan masing-masing peritel.

Adapun beras yang dijual mayoritas merupakan kualitas medium. Namun, menurut Roy, meski medium, kualitas beras Bulog sudah jauh lebih baik bahkan dapat disebut seperti beras premium. Tentunya, kata Roy, semua kembali pada preferensi konsumen beras.

Adanya produk beras saset dengan kemasan 1 kilogram pun diyakini Roy bisa menarik minat konsumen. Hanya saja, Aprindo belum memilii data tren penjualan maupun volume beras Bulog yang telah dijual melalui toko ritel.

"Intinya beras Bulog sudah ada baik di minimarket, supermarket, dan hypermarket. Kita masih tingkatkan terus dan evaluasi. Tentu ini butuh waktu karena konsumen harus yakin dulu dengan beras Bulog," kata Roy.

Bagi peritel, kata Roy, beras Bulog sangat bermanfaat untuk menambah pilihan konsumen sedangkan bagi Bulog, ritel bisa dimanfaatkan sebagai ruang tambahan penjualan beras. Selebihnya, tergantung kepada konsumen yang menilai.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement