EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan bakal menggelontorkan 50 ribu ton gula impor dua pekan lagi untuk mengatasi kelangkaan gula yang terjadi. Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh menyatakan, gula bakal dijual lebih murah seharga Rp 10.500 per kilogram.
"Ya, kalau pasokan masuk kita akan jual Rp 10.500 per kg, di bawah harga eceran tertinggi Rp 12.500 per kg. Kita akan berupaya terus menurunkan harga gula," kata Tri di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (18/3).
Tri mengatakan, dengan menjual harga lebih murah dari HET, diharapkan akan lebih cepat dan berpengaruh untuk bisa menurunkan gejolak harga saat ini. Dijualnya gula di bawah HET juga sesuai kesepakatan dengan pemerintah dalam rapat koordinasi terbatas level Kemenko Perekonomian.
Ia mengatakan, wilayah operasi pasar gula akan dilakukan di semua daerah yang mengalami lonjakan harga. Tak hanya pasar tradisional, Tri menyebut Bulog juga akan menyuplai gula untuk toko ritel modern. Sebab, kelangkaan gula terjadi baik di pasar becek maupun toko ritel sehingga menyulitkan masyarkat.
Soal keuntungan dari penjualan gula di bawah HET, menurutnya Bulog tidak mengutamakan keuntungan. Sebab operasi pasar gula menggunakan produk impor merupakan penugasan pemerintah khusus untuk stabilisasi harga menyambut Ramadhan dan Lebaran.
Terlebih, Bulog harus mengamankan harga pangan disaat adanya perilaku panic buying masyarakat akibat wabah pandemi Covid-19 di Indonesia. "Kita pastikan aman semuanya. Kita juga imbau masyarakat untuk tenang. Jangan panic buying, kita akan siapkan dan guyur semua wilayah," tuturnya.
Sembari menunggu pasokan impor datang, Bulog menggandeng industri swasta pabrikan gula untuk melakukan joint operation di pasar-pasar tradisional untuk menjual gula. Namun, harga jual untuk konsumen sebesar Rp 12.500 per kg sesuai HET dan pembelian dibatas maksimal 2 kilogram setiap orang.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Dinas KUMKMP DKI Jakarta, Elizabeth Ratu Rante Allo, menambahkan, pemerintah ibu kota sudah bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk melakukan pengawasan distribusi pangan, termasuk gula yang sedang langka dan mahal.
"Kami dan Satgas Pangan sudah diperintahkan pemerintah pusat supaya bisa melayani masyarakat dan memastikan tidak ada penimbunan gula oleh para pengusaha atau oknum," ujarnya.