EKBIS.CO, JAKARTA -- Stimulus fiskal Amerika Serikat (AS) sebesar 2 triliun dolar AS telah mengerek sejumlah indikator keuangan global. Penguatan terjadi pada bursa saham global, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ikut melaju hingga 10 persen pada Kamis (26/3).
IHSG dibuka di level 3.995,52 dan terus merangkak naik. Hingga 11.50 WIB, IHSG terkerek 10,63 persen ke level 4.356,52. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI), Laksono Widodo mengatakan, IHSG mengikuti pola pergerakan indeks saham dunia yang ada sekarang.
"Selama kita tutup kemarin, bursa-bursa utama dunia mencatatkan kenaikan tajam terutama di AS karena solusi pemberian insentif ekonominya sudah disetujui," katanya, Kamis (26/3).
Kenaikan IHSG hari ini ditopang oleh penguatan bursa saham global. Dow Jones Industrial Average (DJIA) tercatat naik hingga 14,03 persen ke level 21.200. NASDAQ naik 7,63 persen ke level 7.384. Harga minyak pun menguat 3,15 persen ke level 24,55 dolar AS per barel.
Head of Research Division PT MNC Securities, Edwin Sebayang menyampaikan, melihat tajamnya penguatan DJIA selama dua hari kemarin diperkirakan menjadi faktor yang sangat kuat untuk IHSG. Ini didukung naiknya harga minyak, nikel, timah, emas, batu bara, juga CPO.
"Ini juga menjadi sentimen positif bagi penguatan IHSG Kamis ini," katanya.
Menguatnya sebagian indeks bursa Asia pada Kamis pagi, berpotensi menjadi tambahan katalis bagi penguatan IHSG hari ini. Rupiah juga menguat pada Kamis pagi. JISDOR mencatat rupiah di level Rp 16.328 per dolar AS, menguat dari level tertinggi Rp 16.608 pada 23 Maret.