EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana merasionalisasi atau meleburkan enam anak usahanya. Hal tersebut dilakukan sesuai arahan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan terdapat dua cucu perusahaan yang sudah dapat dilakukan formal likuidasi. "Dua perusahaan yang dilikuidasi PT Rilis Arah Pratama Indonesia dan PT Indo Suplai Total Solusi," kata Irfan kepada Republika.co.id, Selasa (7/4).
Selanjutnya terdapat tiga cucu perusahaan Garuda Indonesia yang masih dalam proses penataan. Ketiga perusahaan tersebut yakni PT Garuda Tauberes Indonesia, PT Garuda Indonesia Air Charter, dan PT Garuda Ilmu Terapan Cakrawala Indonesia.
Sementara itu terdapat satu cucu perusahaan yang akan dikaji untuk penatannya. Satu perusahaan tersebut yakni PT Garuda Energy Logistik dan Komersial.
Sebelumnya, Irfan mengatakan Garuda masih menunggu petunjuk dan pelaksanaan rasionalisasi enam perusahaan yang akan dilebur tersebut. Dia memastikan proses rasionaliasi masih terus berjalan.
"Enam perusahaan ini ditutup dan digabung ke Garuda," kata Irfan, Senin (6/4).
Irfan memastikan SDM di dalam perusahaan yang dilebur tersebut akan direlokasi. Dengan begitu, Irfan menegaskan tidak akan ada penghentian kerja kepada SDM setelah perusahaannya dileburkan.
Dia yakin rasionalisasi terhadap enam anak usaha Garuda Indonesia akan berdampak positif terhadap perusahaan. “Seperti Tauberes kita masukan ke dalam bagian Garuda sendiri. Jadi akan lebih efisien dan tepat dalam pengambilan keputusannya,” tutur Irfan saat melakukan video conference bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat (3/4).
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan langkah untuk melakukan rasionalisasi anak cucu perusahaan merupakan rencana sejak lama dilakukan. Erick menegaskan, hal tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan kondisi pandemi virus corona atau Covid-19.
Erick menegaskan, Kementerian BUMN akan tetap melaksanakan proyek strategis. “Fokus kepada bisnis inti agar kita bisa terus sehat. Apalagi dengan danya Covid-19 terus efisiensi. Kami juga di Kementerian BUMN melakukan sama, bisnis proses yang benar harus dilakukan,” jelas Erick, Jumat (3/4).