EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan puncak panen raya padi akan jatuh pada bulan April 2020. Diprediksi total luas panen mencapai 1,73 juta hektare dengan perkiraan produksi beras sebesar 5,27 juta ton.
Namun, seiring masuknya panen raya, harga jatuh hingga di bawah acuan pemerintah. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan, sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah atau Beras, HPP gabah dinaikkan dari Rp 3.700 per kilogram (kg) menjadi Rp 4.200 per kg. Namun telah terdapat penurunan harga gabah hingga lebih rendah dari HPP.
"Harga sudah mulai turun, bahkan di beberapa kabupaten turun hingga di bawah HPP sehingga perlu intervensi untuk mengantisipasi stabilisasi harga," kata Suwandi dalam teleconference, Selasa (7/4).
Suwandi mengatakan, pihaknya telah memantau 166 kabupaten/kota di 32 provinsi lewat 720 kamera terbuka dan 113 video. Dari pemantauan, telah terkonfirmasi terjadi panen raya. Turunnya harga gabah hingga ke bawah HPP juga menjadi ciri-ciri adanya panen raya.
Oleh karena itu, Suwandi menuturkan diperlukan bantuan untuk membantu petani yang harga gabahnya jatuh hingga ke bawah HPP sebesar Rp 4.200 per kg. Hanya saja, ia menegaskan bahwa hal itu masih dikaji oleh pemerintah. Adapun untuk teknis penyaluran bantuan, jika jadi diberlakukan akan disalurkan melalui kelompok petani (poktan) yang terdaftar di Kementan.
"Kita sedang proses rancangannya, selisih (kejatuhan) harga akan diselesakan lewat bantuan," ujarnya.
Disisi lain, Kementan telah menugaskan kepada Bulog untuk terus melakukan penyerapan gabah setiap bulan dengan target tertentu sesuai dengan HPP yang baru. Hanya saja, ia tidak menjelaskan lebih lanjut seberapa besar target bulanan yang ditugaskan Kementan kepada Bulog.
"Bulog sudah lepas sebagian stoknya di gudang sehingga bisa kembali menambah serapan gabah," ujarnya.